Investor
Kita perlu belajar menjadi investor. Yang kita invest: waktu kita.
Investor itu memberikan sesuatu yang berharga untuk memperoleh hasil yang lebih berharga lagi.
Saya bisa memodali sebuah bisnis dengan membeli sahamnya saat harga saham masih murah. Beberapa tahun kemudian, saat harga saham ini meningkat, saya bisa menjualnya. Maka saya mendapat keuntungan dari hasil penjualan ini. Saya menjadi investor di sini.
Tentu saya harus berhitung-hitung. Apa peluang harga saham saya naik. Jangan-jangan makin turun, sehingga saya rugi. Jadi saya harus punya cara untuk menghitung prospek. Menghitung return of investment (RoI).
Harta kita yang paling berharga adalah waktu. Karena waktu berjalan terus dan tidak bisa kembali.
Maka kita harus belajar berinvestasi dengan waktu itu. Kalau kita menghabiskan waktu berjam-jam untuk suatu hal, apa keuntungannya? Apa RoI nya? Apakah tujuan saya semakin tercapai?
Kalau saya menyimpan uang di deposito bank, maka uang saya berbunga. Dengan berjalannya waktu uang saya bertambah banyak. Ini berarti kekayaan saya bertambah dengan berjalannya waktu.
Pertanyaan nya apakah kita sudah membangun sistem semacam itu untuk kemajuan diri kita? Untuk kebahagiaan kita? Apakah dengan berjalannya waktu, maka kita semakin maju? Apakah kita semakin bahagia?
Bila ya, beryukurlah. Bila tidak, maka berarti ada yang harus diubah. Kita membuang waktu untuk hal-hal yang tidak membahagiakan kita. Kita tidak membangun kehidupan yang akan membahagiakan kita dengan berjalannya waktu.
Saya pikir keluarga, kekasih hati adalah investasi terbaik untuk waktu kita. Kalau kita membina hubungan dengan baik, berinvestasi waktu kita pada orang-orang yang kita cintai, maka dengan berjalannya waktu mereka akan memberikan kebahagiaan bagi kita.
Jadi kita perlu belajar menjadi investor. Terutama investor dari waktu kita. Setiap anda melakukan sesuatu, apapun, tanyakan is it worth it? Apakah sesuatu ini bagus sebagai tempat investasi waktu kita?
Dengan sensitif seperti ini, kita bisa menjadi efektif. Dan happy.
May 24, 2011 at 2:47 pm
I really like this article, Pak Armein. 🙂
May 25, 2011 at 6:02 pm
Iya, betul juga Pak …
Padahal waktu tetap berjalan, tidak bisa kembali lagi …