Archive for May, 2008
Saya masih di airport Jogjakarta, menunggu pesawat Lion Air pukul 18:35. Semoga tidak terlambat. Nanti dari airport, saya naik travel Cipaganti ke rumah.
Begitu kita sudah mendapatkan ide produk yang bisa menginovasi nilai, kita perlu melakukan langkah langkah untuk mewujudkannya. Act now! Tapi bagaimana dong, kan kita sudah bekerja nih. Nggak mungkin keluar, kan? Saran saya, grow your job.
Continue Reading »
Jaman dahulu kala, bangsa Indonesia adalah bangsa besar. Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya cuma satu dari sekian banyak contoh. Kenagan-kenangan seperti ini sering digunakan untuk menambah semangat. Kemudian kalau anak menghayal atau berfantasi, kita sering mentertawaknnya, bahkan mungkin melarangnya. Padahal menurut saya, itu terbalik. Seharusnya berfantasi akan masa depan harus lebih digalakkan daripada mengenang masa lalu.
Naik Lodaya ke Jogja ternyata not bad. Berangkat tepat waktu, jam 8 malam. Kursi cukup nyaman, ada bantal dan selimut. Jadi bisa tidur, terlalu nyenyak malah, sampai nyaris bablas ke Solo.
Guys, kayaknya no posting deh dua hari, Kamis dan Jumat. Saya ada tugas di Jogja besok pagi jam 10. Tadi sudah tiba dari Jakarta jam 2 siang, langsung ke kantor. Malam ini naik KA Lodaya jam 8, tiba jam empat pagi.
Beberapa waktu lalu, saya date berdua Ina di Victoria, Jalan Dipati Ukur. “Ma, apa sih yang membuat seorang wanita tertarik sama pria?”, tanya saya. Ina tertawa. Ngapain sih tanya-tanya?
Untuk mencapai impian kita itu, kita harus membayarnya. Bagaimana kita bisa membayar mimpi kita itu? Dengan menghasilkan apa yang menjadi impian orang lain, dalam sebuah skema yang disebut inovasi value!
Pulang dari kantor tadi malam, ada yang lain di rumah. Di meja tengah ada dua keponakan saya sedang belajar. Gurunya: Gladys. Rupanya Gladys sedang jdi guru les.
Maaf saya tidak bisa tongkrongi blog ini lama-lama karena harus ke Jakarta hari ini. Ada acara Igos Summit di JaCC. Semoga tidak dihadang demo.
Hah? Ini nasehat macam apa? Kalau berdoa, jangan ingat Tuhan?
Setelah punya (1) Visi (the dream), (2) Missi (the ideal job), dan (3) keyakinan (have faith) maka kita perlu langkah ke empat: (4) mensyukuri (be grateful). Saya yakin, ini kita sudah sering dengar. Tapi yang saya mau usulkan mungkin kita jarang dengar: bersyukur sebelum mimpi itu terwujud. Continue Reading »
Setelah menulis cita-cita dan the ideal job dalam Buku Impian kita, kita perlu merenung bagaimana ini bisa terwujud. Nggak tahu anda percaya atau tidak, ini ada suatu keajaiban dunia. Begitu kita memikirkan sebuah cita-cita, menginginkannya, memintanya, maka dunia seakan-akan berespons berusaha memenuhinya.
Saya pikir-pikir lagi, kita perlu hidup seperti putera mahkota. Disiapkan untuk memikul tanggungjawab besar.
Kenaikan harga BBM sudah berlaku sejak Sabtu kemarin. Banyak yang protes karena kehidupan tambah susah. Tapi mana yang kita pilih, demo memperjuangkan subsidi BBM agar harga turun, atau memperjuangkan kenaikan gaji/daya beli agar bisa membeli BBM?
Gladys, awas jangan berdiri di situ, banyak salju.
Ina tertawa saat pertama kali mendengar gurauan saya itu. Mimpi kali ya. Itu masih di tahun 1989. Kami masih tinggal di Gang Sukasari 13 Bandung. Setahun kemudian, gurauan itu saya ulangi. Kali ini di depan salju betulan yang menggunung di Winnipeg. Kali ini Ina tertawa takjub.
Banyak orang stres karena satu hal: menjanjikan yang tidak ada. Tidak punya sesuatu tapi berani teken kontrak. Ketika tiba waktu deadline untuk delivery, kita kelabakan.
Sepulang berperang, seorang bangsawan marah-marah ketika ia kembali ke purinya, melihat anak-anak dari kampung sebelah bermain-main di halamannya indah. Bangsawan ini sempat terluka parah, sehingga wajahnya menjadi seperti monster. Dan ia tidak mau bertemu siapapun. Diusirnya anak-anak itu, dan ia mendirikan pagar benteng untuk mencegah mereka masuk.
Seorang uztad, pastor, dan pendeta berjalan-jalan ke hutan. Sampai ke tempat yang sepi mereka melihat sebuah kolam yang jernih sekali. Mereka tergoda untuk mandi berendam, tapi sayang tidak satupun membawa pakaian renang.
Kejadian yang paling menyenangkan hari ini terjadi tadi pagi. Pipi saya dicium Marco, anak saya usia delapan tahun. Sampai sekarang masih terasa sayangnya.
Continue Reading »
Perusahaan kayu hutan di Kalimantan mencoba merekrut penebang. Untuk itu diadakan interview dan uji ketrampilan. Ada satu orang kulit hitam tengil dan sombong ikut melamar. Penasaran, pewawancara mencoba kemampuannya. Disuruh menebang pohon besar.
Pengaruh sebuah keputusan itu bisa sangat besar. Kita semua sebenarnya memiliki sumber daya internal yang berlimpah untuk mencapai impian kita. Namun itu semua terkurung oleh sebuah bendungan. Ambillah sebuah keputusan yang tepat membuka bendungan itu.
Kita sudah menulis impian kita. Kita perlu mendoakan itu tiap hari. Minta itu tiap hari. Pikirkan itu tiap hari. Tambahkan detailnya. Setelah Buku Impian kita itu diisi dengan visi kita, impian kita, maka mari kita masuk langkah kedua. Kita perlu merumuskan misi kita: the ideal job, kerjaan ideal.
Seorang evangelis, juru dakwah, sangat terkenal sakti seantero Afrika. Dengan doa khusus nya, ia bisa membuat orang jahat menjadi saleh. Tukang berantem bisa langsung mampu khusuk berdoa.
Hidup kita terlalu ramai. terlalu banyak peran yang harus dilakukan. Kita perlu secara rutin bersaat teduh, diam, silence, hening.
Tragedi kita hari ini adalah kebaikan mudah menyerah pada kejahatan. Kecerdasan mengalah pada kebodohan. Kebenaran kalah pada kesalahan. Keindahan kalah pada keburukan. Ini karena orang baik ragu-ragu dan merasa tidak mampu memperbaiki keadaan. Saya ingin mengajak kita untuk memutuskan melawan kondisi yang jelek di sekitar kita. Keputusan yang diambil dengan yakin dan tegas bisa mewujudkan cita-cita kita.
Seorang pengangguran bingung ditawari kerja di sebuah kebun binatang. Pasalnya dia disuruh jadi Gorilla.
Kakak, apa benar aku bisa terbang seperti Superman? Tanya adik kecil pada kakaknya.
Bagaimana jadinya? Only time will tell. Demikian kata orang saat dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan hidupnya. Mungkin tidak sengaja, tapi pernyataan ini benar sekali. Time, waktu, yang menentukan. Apa yang kita lakukan dengan waktu kita lah yang menentukan.
Setiap orang perlu membuat keputusan. Terkadang kita gemetar karena keputusan ini menentukan nasib orang. Sebenarnya ada keputusan yang kita semua harus buat. Keputusan menyangkut hidup kita.
Tadi pagi kami sekeluarga pergi main ke The Ranch, di Lembang. Mengisi liburan Hari Waisak ini. Cukup menyenangkan. Tempatnya lumayan bagus dan cukup recommended untuk menikmati keindahan parahyangan.