Archive for April, 2010
Anda tertarik studi lanjut ke Ajou University, Korea Selatan? Datang Jumat besok siang 30 April 2010, pukul 2 siang, di ruang Multimedia, Labtek VIII (Gedung Achmad Bakrie) ITB.
Senin minggu lalu saya kecelakaan terjun bebas di sungai. Gara-gara tawon.
Apa yang seharusnya anda wariskan pada anak cucu? Harta benda?
Menurut saya, wariskanlah teladan daya-juang yang tidak gampang menyerah.
Di Jakarta kepolisian sedang heboh dengan berbagai urusan mafia kasus. Tapi di jalanan juga kita berurusan dengan polisi. Ada good news, tapi banyak bad news.
Karena kecelakaan, HP saya hilang di sungai. Dan dapat ganti: Samsung Galaxy Spica. Bagus juga.
Anda ingin hidup exciting? Jadilah seorang pemimpin. Meskipun tanpa jabatan.
Hidup itu begitu rapuh. Tetapi juga begitu kuat.
Selama sepuluh hari saya meninggalkan Bandung. Baru tiba tadi malam. Senang bisa bergabung dengan keluarga tercinta. Dan bisa menyentuh blog ini.
Dua perasaan yang harus anda lawan adalah marah dan takut. Kedua perasaan ini mengharu-birukan hati dan pikiran.
Bisakah anda membuat mujizat? Mengubah batu menjadi roti? Mengubah air menjadi anggur?
Salah satu argumen penting dalam menolak UU BHP adalah badan hukum menyebabkan pendidikan tinggi menjadi mahal. Jadi pendidikan tinggi harus diselenggarakan pemerintah. Menurut saya, argumen ini sangat misleading dan menipu. Di Indonesia, tanpa menjadi badan hukum yang otonom, perguruan tinggi yang diselenggarakan pemerintah akan mengalami kesulitan untuk berkembang.
Untuk mengakselerasi penetrasi broadband di Indonesia, kita memerlukan model penetrasi. Model itu perlu mempertimbangkan aspek meaningfulness. Aspek makna broadband bagi kehidupan masyarakat.
Belakangan ini saya sering diundang pertemuan dan rapat. Dan di rapat, orang harus bicara, kan? Tapi saya sering disuruh diam, hehehe…
Dari semua kecerdasan, empati adalah yang tertinggi.
Ada macam-macam kekuatan bagi seorang pemimpin: senjata, uang, moral. Yang terkuat dari semua itu adalah kekuatan moral.
Saya sedang duduk-duduk santai sambil menghirup teh, mendadak pikiran saya terganggu dengan sebuah pertanyaan yang mengusik manusia beribu tahun. Apa sih realitas itu?
Bagaimana cara mengatasi korupsi di Indonesia? Apakah korupsi kita disebab kan oleh uang?
Memangnya hilang di mana?