Archive for October, 2008
Setelah duapuluh tahun berumah-tangga, saya mulai mengerti. Banyak masalah di rumah tangga itu terjadi karena orang tidak belajar berumah tangga. Tidak punya ilmunya.
Ketika cinta menyapa dan mempertemukan, kita selalu ingin bersama. Setiap saat, setiap detik. Kita membuka diri, memperlihatkan siapa kita sebenarnya. Tapi justru karena itu, karena sering bersama-sama, ada saat-saat kita kehilangan kendali dan menyakiti kekasih hati.
Pelangi tidak pernah gagal memberikan nice surprises. Lengkungan cahaya berwarna-warni menghiasi langit.
Saya sering kuatir apa kata orang tentang saya. Belakangan ini saya belajar untuk tidak lagi.
Saat kita menjadi tua dan siap untuk meninggalkan dunia ini, apa kira-kira yang akan kita sesali?
Konon jaman dahulu kala di sebuah desa terpencil di Jepang terdapat sebuah rumah. Rumah ini ajaib. Dindingnya terdiri dari seribu cermin.
Terkadang saya berjumpa dengan rekan saya yang belum dapat jodoh. Sementara umurnya terus berjalan. Saya pikir masalah mereka adalah mereka ingin mendapatkan pasangan yang sempurna. Perfect lover. Yaah. tidak akan ketemu atuh. Karena perfect lover dibentuk, bukan dilahirkan.
Anda bisa tidak sependapat. Tapi saya pikir kita itu setiap malam mati, dan setiap pagi hidup lagi. For a fresh start.
Pemerintah didesak menurunkan harga BBM. Saya pikir justru jangan. Saat ini adalah kesempatan pemerintah melepas harga BBM sesuai harga pasar dunia. Dengan demikian negara tidak mensubsidi lagi ketergantungan kita pada BBM. Sekarang waktunya untuk mendorong energi alternatif.
Memang benar kita harus bisa mengendalikan diri. Tapi mengendalikan diri terhadap apa? Mengendalikan diri supaya apa? Apa persisnya maksud kita dengan pengendalian diri?
Hari ini saya cukup sibuk. Sebenarnya Sabtu itu hari saya istirahat. Tapi ternyata saya bangun jam lima pagi dan baru mau tidur jam 12 malam. A long day. But a good day.
Sabtu besok malam Bandos main lagi di GSG, acara syukuran Wisudawan SBM ITB.
Besok Sabtu 25 Oktober, ITB kembali akan menggelar wisuda lulusannya. Malam ini mari kita sujud mendoakan wisudawan kita. Ikut bersyukur dengan kebahagiaan mereka. Mendoakan langkah-langkah mereka.
Sekilas, kekuatan dan keberanian itu searah. Untuk menjadi berani, orang merasa harus kuat dulu. Kalau tidak kuat, dia tidak berani. Tapi keduanya sebenarnya bisa berlawanan. Dan dalam hidup keberanian masih lebih penting dari kekuatan.
Salah satu senjata ampuh untuk mendapat apa yang anda mau itu adalah: senyum. Dengan senyum, banyak pintu terbuka.
Saya pernah mendapat nasehat yang berbeda. Ada yang menasehati saya untuk selalu menahan diri, agar bisa tenang. Ada juga yang menyarankan untuk bisa mengeluarkan kemarahan, agar bisa lega. Kalau menurut anda, dalam menghadapi situasi frustrasi, lebih sehat mana? Sabar atau marah?
Kalah sebelum bertanding ada di mana-mana. Kita tidak berani mencoba. Kebaikan juga sering kalah dari keburukan karena… ya itu, kebaikan sudah menyerah duluan.
Menjelang malam minggu, tiga kunang-kunang muda sudah mandi, rapi, siap keluyuran. Mereka terbang menuju pantai, mencari kunang merah, kunang betina. Di malam yang gelap, kunang-kunang ini tampak berkedip-kedip mencari mangsa.
Lagu kebangsaan kita ini memang lagu yang agung. Saya membayangkan lagu Indonesia Raya ini mestinya terngiang di sanubari setiap anak bangsa. Konsep Indonesia itu sebenarnya sebuah lagu. Yang harus kita nyanyikan bersama secara paduan suara melalui perbuatan kita. Karya kita itulah nyanyian Indonesia Raya.
Suatu saat saya kedatangan seorang ibu bule dari Kanada di ITB. Di bawa sobat saya Budi Rahardjo. Ibu ini pernah menjaid host familynya Budi di sana. Setelah berhari-hari mengamati mantan anakasuhnya itu, ibu ini mencela: “Budi, kamu terlalu sibuk. Sibuk mengerjakan pekerjaan yang harusnya diselesaikan orang lain…” Wah saya pikir, itu penyakit kita hari ini. Banyak orang yang tidak perform, underperforming. Akibatnya kita mengambil alihnya, dan menjadi beban yang berat.
Untuk memenuhi ketentuan konstitusi, pemerintah merencanakan anggaran Rp 224 triliun untuk bidang pendidikan. Ini ibarat memberikan bensin satu truk tanki untuk sepeda motor bebek. Ya pasti tumplek.
Be fearful when others are greedy. Be greedy when others are fearful. Demikian kata Warren Buffet menjelaskan keputusannya untuk mulai membeli saham-saham.
Terkadang saya lemes. Sudah beriman pada Tuhan penuh keyakinan, tetapi sering gagal dalam perbuatan. Mulut kita lancang pada orang lain. Perbuatan kita menyakitinya. Akhirnya saya pikir sebenarnya ada jurang antara iman dan perbuatan. Dan jurang itu harus dijembatani.
Seekor ular sudah lama menderita kabur penglihatan. Akhirnya ia memutuskan untuk datang ke dokter mata.
Kalau kita diundang rapat, kita selalu memperhatikan waktu mulainya. Tapi menurut saya yang paling penting itu kita perhatikan waktu selesainya. Apakah kita beresdia menghabiskan waktu sebanyak itu.
Seorang kakek dengan wajah bingung memanggil seorang wanita cantik di sebuah mall besar yang ramai. “Maaf mengganggu sebentar. Saya mau minta tolong jangan ke mana-mana, berdiri dengan saya di sini selama lima menit. Bisa nggak?”
Salah satu istilah melayu yang menjadi bahasa dunia adalah mengamuk. Persisnya “run amok”. Rupanya jaman dulu bangsa kita itu senang mengumpulkan massa kemudian mengamuk. Lalu sembunyi di balik massa, tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tadi saya lihat di spanduk, ITB lagi ramai-ramai lagi melakukan reuni. Reuni alumni, mantan mahasiswa ITB, selalu ramai. Tapi reuni alumni SMA bagaimana?
Apa jenis kelamin Tuhan? Tentu kita segera bilang bahwa Tuhan tidak berjenis kelamin. Tapi kenyataannya semua orang menggambarkan Tuhan dalam bentuk maskulin. Sayang sekali. Mestinya ada unsur feminin juga pada sifat Ilahi.
Ya benar, kita semua dilahirkan, kecuali Adam yang dibentuk. Tapi saya pikir untuk menjadi manusia sejati, kita harus dibentuk. Setiap hari dan setiap saat.