Strategi Yang Berhasil
Strategi organisasi yang berhasil menyangkut keberhasilan tiga proposisi: proposisi nilai, proposisi profit, dan proposisi orang. Demikian summary paper Kim dan Maugborgne yang saya baru baca di Harvard Business Review edisi September 2009, tadi malam.
Dalam menjalankan organisasi, bisnis, atau bahkan negara, kita perlu strategi. Apa itu strategi? Strategi sebenarnya adalah sebuah hipotesa atau proposisi yang kalau dijalankan bisa membawa kita pada tujuan kita. Proposisi adalah suatu kalimat penyataan yang kita pandang benar. Strategi dijabarkan menjadi rencana atau agenda. Dan rencana ini dijalankan, diimplementasikan, untuk mencapai tujuan.
Menurut Kim dan Mauborgne, strategi yang baik perlu memastikan kebenaran tiga proposisi: nilai, profit, dan orang. Nah mari kita lihat satu persatu, apa maksudnya.
- Proposisi nilai. Organisasi kita harus bisa menghasilkan output (produk atau service) yang memberikan nilai kegunaan (use value) bagi pembeli/pemakai untuk suatu harga (price) yang bisa diterima pembeli. Jadi di mata pembeli, nilai kegunaannya harus lebih tinggi dari nilai harga, sehingga ia mau membelinya.
- Proposisi profit. Dalam menghasilkan output itu, organisasi kita mampu menekan biaya (cost) sehingga lebih rendah dari harga (price). Selisih dari price dengan cost itulah profit kita.
- Proposisi orang. Organisasi kita mampu memotivasi orang (baik internal/employees maupun eksternal/supplier) untuk menghasilkan output itu dengan biaya (cost) tersebut.
Tanpa ketiga proposisi itu, kita tidak punya strategi. Tanpa kebenaran ketiga proposisi itu, strategi kita buruk.
Bila organisasi kita kuat dalam sumber daya, lebih kuat dari kompetitor, maka kita bisa menggunakan strategi yang disebut strategi struktural. Di sini kita mempelajari kondisi struktur industri atau struktur lingkungan luar. Struktur industri berarti volume pasar, kompetitor, dan supplier.
Kondisi luar ini mengarahkan kita pada dua macam pendekatan untuk proposisi value: pendekatan diferensiasi atau pendekatan low price. Pendekatan diferensiasi artinya output kita terbagus, lebih berguna, ketimbang output kompetitor. Maka kita menjual produk bagus dengan harga mahal.
Sebaliknya pendekatan low price berarti output kita berharga termurah, lebih murah ketimbang pesaing. Maka kita menjual produk yang berkualitas cukup (acceptable) dengan harga murah.
Itu strategi struktural.
Tapi kalau sumber daya organisasi kita tidak sekuat kompetitor, maka kita harus menggunakan strategi yang disebut strategi rekonstruksionis. Di sini kita harus mampu melakukan dua pendekatan sekaligus: diferensiasi dan low price secara simultan.
Dan ini sangat membutuhkan inovasi. Tanpa inovasi, pendekatan ini tidak obvious, dan tidak bisa dilakukan. Tapi kalau berhasil, maka pendekatan ini akan mengubah atau merekonstruksi struktur industri. (Oleh sebab itu pendekatan ini dinamakan rekonstruksionis, karena dimaksudkan untuk mengubah struktur yang ada).
Strategi Google dan iTunes adalah contoh strategi rekonstruksionis. Diawali dengan inovasi teknologi, organisasi Google dan Apple kemudian melakukan inovasi bisnis, sehingga pengguna dapat mencari informasi dan lagu yang dia ingini dengan harga yang murah (gratis untuk info dan 99c untuk lagu). Dan mereka mengubah struktur industri.
Jadi anda ingin mendirikan badan usaha? Ingin menjalankan organisasi? Ingin sukses memimpin daerah, atau bahkan negara? Cari, inovasi, dan temukan ketiga proposisi (nilai, profit, dan orang), kemudian susunlah itu menjadi strategi dan agenda anda.
Leave a Comment