Archive for the ‘Work’ Category
Orang seperti saya itu “cari makan” dengan jualan ide, buah pikiran. Sehingga penting bagi saya untuk bisa menata ide kreatif yang muncul dalam bentuk yang bisa diimplementasikan. Untuk itu saya butuh mindmap. Peta pikiran. Dua aplikasi gratis yang menjadi favorit saya sekarang adalah FreeMind dan DropBox. Lebih dari 50% waktu saya habis untuk kerja dengan dua aplikasi ini.
Segala yang bernilai itu merupakan hasil pemampatan. Kalau anda ingin produktif, sukses bisnis, kaya, dan banyak duit, anda perlu belajar melakukan pemampatan. Pemadatan.
Strategi organisasi yang berhasil menyangkut keberhasilan tiga proposisi: proposisi nilai, proposisi profit, dan proposisi orang. Demikian summary paper Kim dan Maugborgne yang saya baru baca di Harvard Business Review edisi September 2009, tadi malam.
Waktu saya lulus S3 saya senang sekali. Penyebab utamanya karena saya merasa mulai hari itu seumur hidup saya tidak harus lagi ujian, seperti ujian akhir semester (UAS). Tapi hari ini saya berubah pikiran. Untuk bisa sukses orang seperti saya harus berusaha untuk UAS, setiap hari.
Bagaimana mengatasi rasa jenuh? Bagaimana mengatasi kemalasan? Bagaimana menggali semua potensi diri dalam bekerja? Kuncinya ada pada pertanyaan: siapakah yang anda layani?
Setelah lebih tiga tahun di kantor PPTIK, saya ternyata banyak menumpuk barang. Hari ini saya menghabiskan waktu di kantor, berers-beres dan buang-buang barang.
Uang sebenarnya netral. Sikap kita terhadap uang itu yang merusak. Yang merampok fun kita.
Apapun tugas yang kita pilih, kita pasti akan menghadapi kesulitan. Tetapi kesulitan itu adalah kesempatan kita untuk bertumbuh.
Mengapa wanita senang memusuhi rekan kerja sesama wanita di tempat kerja?
Kita semua harus belajar bekerjasama, mencapai tujuan bersama, hidup bersama. tentu tanpa kehilangan jati diri.
Anda mau sukses? Kita bisa belajar banyak dari bisnis minuman botol seperti Aqua. Apapun usaha anda, bisnis anda, coba ambil analogi dari bisinis aqua.
Strategi dan sukses tempat kerja anda bisa ditebak dari boss dan anak buah.
Bagaimana kita membangun karir? Ada banyak pandangan yang melihat pengembangan karir sebagai pengembangan jabatan dalam suatu institusi. Saya melihat tidak selalu begitu. Karir itu melekat pada diri kita. Seperti pemain bola profesional, yang bisa mengembangkan karir dari satu club ke club lain.
Mungkin anda pernah seperti saya, malas dan lumpuh. Menghadapi banyak tumpukan pekerjaan, kita malah jadi tidak produktif, main game, baca Internet. Menurut saya jalan keluar adalah dengan melakukan pemicuan, trigger. We trigger the world.
Apa persisnya CVP anda? Tanpa mengetahui CVP anda itu, maka hidup anda akan terombang-ambing banyak badai, termasuk badai finansial.
Saya tidak bisa menahan kepedihan saya membaca berita seorang pria bunuh diri di Jakarta Selasa malam kemarin. Dia pamit mencium istri dan dua putri balita, kemudian diam-diam gantung diri di garasi. Rupanya kejahatan ekonomi semakin memakan korban yang banyak.
Hari ini saya makan banyak. Sampai saya kekenyangan. Tapi yang berkesan adalah makanan pikiran yang diberikan teman saya sore tadi.
Soal gaji dosen memang sering menjadi polemik. Banyak orang mengeluh, saya sudah berilmu, sudah S3, tapi kok gaji saya kecil. Sebenarnya gaji itu ditentukan what you do, bukan what you know. Apalagi kalau pengetahuan kita itu pengetahuan umum, yang didapat di bangku sekolah.
Saya sering heran, mengapa orang selalu menghabiskan effort banyak untuk menjelaskan mengapa sesuatu tidak jalan, sesuatu tidak berhasil. Padahal usaha itu lebih baik dihabiskan untuk membuatnya berhasil. Karena keberhasilan tidak butuh alasan.
Rekan saya pernah bilang, “Paling enak jadi pembicara di seminar. Cash and carry.” Maksudnya, tinggal datang, presentasi, terus mendapat honor, dan boleh pulang. Tidak ada tanggung jawab apa-apa. Hmm, banyak sekali masalah kita hari ini muncul karena budaya cash and carry ini.
Tidak di sangkal lagi, era ekonomi hari ini adalah era ekonomi service. Ekonomi layanan. Dan ini ada ilmunya. Salah satu topik hot IT saat ini adalah service oriented architecture (SOA). Sebenarnya sukar untuk sukses dalam hal ini, kecuali kita memiliki service oriented life.
Prokrastinasi adalah sebuah istilah yang menggambarkan orang menunda-nunda sebuah pekerjaan. Banyak mikir tapi no action. Menurut riset, prokrastinasi ini disebabkan kurangnya kepercayaan diri dalam menghadapi masalah. Menurut saya, prokrastinasi itu sebenarnya proses membuat software dalam otak kita.
Dalam posting berjudul instrumen, kita melihat betapa suatu ide bagus membutuhkan instrumen untuk menwujudkannya. Nah salah satu instrumen terpenting adalah sistem sosial.
Mengapa ya banyak orang tidak mau menghabiskan waktu mencari tahu bagaimana memecahkan suatu masalah?
Lumayan sering saya mendengar keluhan tentang kondisi tempat kerja. Kita tidak senang dengan suasana kerja, orang-orang rekan sekerja kita. Saya kira kita harus membuka pikiran kita lebih luas dan jangan gampang mengeluh. Di saat-saat seperti ini, mengeluh di tempat kerja itu adalah suatu kemewahan.
Kalau kita punya ide bagus, jangan tunggu terlalu lama. Langsung dikerjakan. Karena ide itu merambat sangat cepat. Kalau kita tidak merealisasikannya maka orang lain akan membuatnya. Apa yang mungkin terjadi, bakal terjadi. Persoalannya, yang merealisasikannya itu kita atau orang lain?
Bagaimana cara membuat tim orang-orang spesialis untuk bekerja sama dengan harmonis? Salah satu cara adalah dengan membuat semacam partitur.
Tidak jarang sekarang orang mengasosiasikan administrasi dengan kelambatan. Sesuatu yang negatif. Padahal administrasi adalah cara kita membuat sistem menjadi cerdas.
Sudah dua hari ini saya menggunakan komputer tanpa hardisk. Sedang membiasakan diri menggunakan cloud-computing.
Kalau kita diundang rapat, kita selalu memperhatikan waktu mulainya. Tapi menurut saya yang paling penting itu kita perhatikan waktu selesainya. Apakah kita beresdia menghabiskan waktu sebanyak itu.