Jalan Hidup Orang

Suatu hari Harumi, teman saya datang membawa pena, kertas A4 dan gunting, dan mengajak saya dan rekan-rekan lain memainkan suatu kuiz sederhana. Kuiz sederhana itu membuat saya merenung. Wah betapa kita tidak hati-hati dengan jalan hidup kita.

Saya diminta memperkirakan mau hidup sampai usia berapa. Saya bilang: 80 tahun. Nah anggap kertas ini melambangkan hidup 80 tahun. Ia kemudian menuliskan angka 0 sampai 80 di bawah kertas secara memanjang. Kemudian dia bertanya usia saya sekarang berapa. Saat itu saya bilang 45. Lalu ia menandai kertas itu secara porposional pada usia saya, dan ia menggunting kertas itu sesuai tanda usia saya dan membuangnya.

Kaget juga melihat lebih dari setengah kertas sudah hilang. Eh, dia masih belum selesai. “Kamu tidur berapa jam sehari?” Saya bilang delapan jam. “OK, itu sepertiga waktu tiap hari”. Maka ia melipat kertas itu dalam tiga bagian ke atas dan menggunting sepertiga nya. Wah berangkat deh sepertiga waktu.

Kemudian kita menghitung waktu makan, mandi, nonton TV, dan waktu-waktu yang kita buang setiap hari. Kita menggunting porsi itu dan membuangnya. Lemes juga melihat potongan yang tersisa yang tinggal kecil itu.

Nah, sekarang tuliskan semua cita-citamu yang belum tercapai ke dalam potongan kertas kecil itu. Wah, kertas ini menjadi terlalu kecil sekarang. Tidak semua bisa muat. Tapi cuma itu yang tersisa, kan ya. Dan kita harus menuliskannya sesuai timeline, sesuai waktu usia kita yang tersisa.

Setelah akhirnya saya berhasil menuliskannya ke kertas yang tersisa, teman saya itu memberikan sebuah amplop, mengisi potongan kertas itu ke dalam amplop, dan menyarahkan pada saya untuk yang baca tiap hari.

Jalan hidup orang berbeda-beda. Tapi Dr Ronald W Leigh memberikan ancar-ancar apa yang umumnya terjadi dalam hidup kita berdasarkan perjalanan hidup usia kita. Saya uraikan di bawah ini langsung dari buku beliau, untuk kita jadikan semacam contoh dan acuan.

  • Usia 1: Berjalan tegak
  • Usia 2-3: Dapat “taat”, tapi hanya karena hukuman dan hadiah (punishment and reward), bukan karena penalaran moral.
  • Usia 3: Memiliki kosakata 1000 buah dengan pemahaman yang tidak begitu tepat mengenai istilah-istilah (over- dan udenr-extensions)
  • Usia 4-5: Mulai membedakan mana yang benar dan yang salah
  • Usia: 6-11: Usia SD, belajar kemampuan bahasa yang lebih kompleks (kata depan, kalimat pasif, kata majemuk, dll); beajar mengikuti petunjuk yang lebih rumit; beajar menggunakan peta; belajr bergaul dengan teman seusia
  • Usia 10-20: Membangun sistem nilai dan tujuan hidup
  • Usia 12-14: Lebih menguasai penalaran abstrak, logis, ilmiah; simbolisme mulai berfungsi lebih mudah
  • usia 12-17: Prihatin dengan penyesuaian seksual
  • Usia 14-20: Membangun kebebasan emosional dan identitas terpisah dari orang tua dan kelompok umur
  • Usia 16: Menggunakan lebih banyak istilah teknis dan abstrak; memperoleh keahian dalam bidang khusus
  • Usia 16-23: Persiapan kerja
  • Usia 18-21: Persiapan pernikahan dan hidup keuarga
  • Usia 22: Menikah
  • Usia 20-35: Membangun karir
  • Usia 25-40: Membesarkan anak-anak
  • Usia 35-45: Menata kembali tujuan hidup
  • Usia 40-50: Menghadapi remaja
  • Usia 40-55: Menghadapi orangtua berusia lanjut
  • Usia 65 ke atas: Bergumul dengan nilai-nilai yang lama dianut dan manfaat diri.

Meskipun daftar ini tidak kaku, saya kira ia bisa dijadikan pegangan kita untuk menyiapkan kehidupan yang indah pada waktunya. Dengan sisa hidup kita.


  1. Kalau merunut kebelakang, sayamelihat betapa banyaknya waktu yang telah tersia-siakan.




Leave a comment