Krisis Keuangan Dunia Makin Parah

Paket $700 miliar dari pemerintah Amerika gagal untuk meredam gejolak finansial dunia.  Krisis keuangan AS mulai merambat ke Eropa dan Asia. Sarkozy, Presiden Perancis, menyerukan untuk menata ulang sistem keuangan global yang baru.

Sepuluh tahun lalu Indonesia dihantam krisis. Saat itu dunia menyalahkan indonesia sebagai negara yang rapuh dan korup sehingga masuk dalam krisis.  Padahal yang terjadi adalah pengusaha Indonesia meminjam uang dalam dollar karena bunganya rendah.  Kemudian ia berbisnis di Indonesia dengan pemasukan rupiah.  Nah, spekulan dunia tahun bahwa banyak hutang dollar ini akan jatuh tempo, sehingga pengusaha Indonesia pasti butuh dollar.  Maka spekulan memainkan harga dollar melalui pasar uang, sehingga kurs dollar membengkak hebat, dari Rp 2,000 per dollar menjadi Rp 16,000. Keruan pengusaha Indonesia bangkrut, kredit macet, dan sektor perbankan indonesia kalang kabut dan bangkrut.  Pemerintah Indonesia harus meminjam uang dari IMF untuk mendanai ulang bank-bank.

Hari ini AS dan Eropa mengalami hal yang sama.  Bedanya skalanya raksasa.  Kalau kita dulu korban spekulan pasar uang seperti Soros, AS menjadi korban spekulan kredit bank investasi macam Lehman Brothers yang lebih institusional.  Kalau kita dulu korban spekulasi satu-dua orang jenius, AS korban  keserakahan elit bisnis terorganisasi.  Boss Lehman Brothers mengaku membawa pulang honor 300 juta dollar beberapa tahun terakhir.

Sekarang rakyat di AS dan Eropa ketakutan.  Uang mereka di bank terancam hilang karena habis dikreditkan ke investasi yang macet.  Bank-bank memiliki aset negatif.  Artinya jumlah uang yang didepositokan nasabah lebih banyak dari uang yang berhasil diperoleh kembali dari investasi kredit.  Pemerintah mencoba turun tangan dengan menjamin deposito nasabah.  Tapi ini berarti uang rakyat digunakan untuk memanggung semua kerugian ini.

Sarkozy menyerukan untuk mengevaluasi ulang sistem keuangan dan ekonomi global.  Ia ingin dibuatkan aturan ekonomi yang lebih berbasis sektor riil dan entrepreneurial, bukan berbasis financial engineering.  Saya kira ini kesempatan bagus untuk ide-ide ekonomi baru, termasuk dari ekonom dunia Islam.

Saya selalu percaya krisis adalah peluang untuk memasuki era baru yang lebih baik.  Semoga dunia bisa keluar dari krisis ini dengan situasi yang lebih baik.  Dan semoga ekonom pemerintah Indonesia sudah pasang kuda-kuda melindungi ekonomi indonesia dari krisis ini. Kalau tidak, siap-siap tabungan kita semua di bank, hasil keringat kita bertahun-tahun, hilang dan menguap dalam krisis.  Kita menjadi korban sistem ekonomi yang mengandalkan financial engineering.


  1. Waktu 1997/1998 para ekonom kita bilang fundamental ekonomi kita kuat, nggak akan kena imbas krisis yg waktu itu sudah melanda banyak negara … eh ternyata justru kita yg paling parah. Sekarang juga pada ngomong begitu, kita lihat saja nanti …

  2. F

    kembali terbukti bahwa sistem keuangan berbasis financial enginering ( atau bisakah kita sebut riba? ) memang rapuh

  3. ing ngarso sung tulodho

    hmm… baru tau ada istilah financial engineering.. apakah ini yg dimaksud bunga berbunga, sampai bunganya sendiri lebih besar dari modal pokoknya?

  4. kita harus siap-siap kena imbas ga sih?

  5. orang sukabumi

    …Saya kira ini kesempatan bagus untuk ide-ide ekonomi baru, termasuk dari ekonom dunia Islam….bapak Dr. Armein Z.R. Langi PhD (pakar mikroelektonika) & bapak Dr. H. Muhammad Syafi’i Antonio, M.Ec., Lc (pakar ekonomi syariah)..mempunyai pandangan yg sama dan…berasal dari kota yg sama….Sukabumi…..

  6. boy

    apa mesti ada gerakan (kembali) :
    AKU CINTA RUPIAH…

    tapi kok belum ada yang memulai menyatakan nih…

    Wait mode “ON”

  7. Wirzal

    Saya punya pandangan bahwa pergerakan pasar uang (forex) dunia identik suatu energi, selalu ada selama ada aktivitas sosial dan ekonomi regional maupun internasional dan bersifat liquid, yang lain halnya dengan produk-produk pasar modal yang identik dengan produk komoditi yang rentan dengan kemampuan peran spekulan.
    Sekalipun dunia menyalahkan Soros sebagai penyebab krisis Asia beberapa tahun lalu mungkin tidak sepenuhnya benar (persepsi) karena Soros tidak menciptakan energy seperti halnya spekulan komoditas tetapi hanya mengikuti aliran energy pasar uang waktu itu yang mengarah dan menghantam sistem perekonomian negara-negara yang rapuh terutama indonesia yang menerapkan benteng fixed exchange rate.

    Hikmahnya secara individual kita lebih dituntut lebih kreatif dalam kemandirian terhadap produk-produk luar dan cermat dalam belanja bersifat konsumtif.

  8. Salam pembebasan,

    Tragedi!

    Di tingkat global setelah kisah krisis air, krisis iklim, krisis minyak, krisis pangan, kini krisis finansial naik panggung, Paradoksnya jalan krisis itu terus ditempuh. Masih saja mekanisme pasar dan korporasi dianggap solusi yang menjanjikan. Ironi abad ini, rasionalitas yang irasional. Rasionalitas yang paling tidak masuk akal.

    It’s the capitalism, stupid! (adaptasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)

    Silah kunjung
    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/krisis-keuangan-global-karl-marx-di.html

  9. widya TP07

    mudah- mudahan ketahanan indonesia dengan keadaan yang setiap saat berubah

  10. manuh

    Tampaknya butuh kesadaran bahwa kita semua manusia yang akan kembali kepada-NYA, dengan adanya kesadaran untuk tidak bermanipolitik serta godaan harta dan kekayaan mungkin dunia ini akan terbebas dari krisis keuangan global…Amin.

  11. andreas

    indonesia tidak akan pernah menjadi negara maju kalo tidak ada kesadaran ingin maju terutama dalam pemerataan keuangan di bidang ekonomi ….

  12. andreas

    kalo amerika mengalami krisis negara tersebut memikirkan bangaimana caranya untuk memulihkan keadaan tersebut….tetapi kao Indonesia yang mengalami krisis negara tersebut hanya memikirkan bagaimana cara melakukan pinjaman ke luar negri untuk memperbaiki keadaan tersebut sehingga HUTANG lah yang di perbesar




Leave a comment