Archive for the ‘Keluarga’ Category
Baju itu punya banyak fungsi. Tapi ada satu baju yang paling istimewa: Gaun pengantin. Baju paling bagus di dunia. Bercorak indah. Banyak detail. Bahan istimewa. Pas badan. Tapi digunakan hanya untuk satu kali.
Apa yang seharusnya anda wariskan pada anak cucu? Harta benda?
Menurut saya, wariskanlah teladan daya-juang yang tidak gampang menyerah.
Masalah kita bukan pada plagiarisme, tapi kurangnya publikasi ilmiah kelas dunia.
Di keluarga Langi sekarang ada dua William. Satu William Langi, ayah saya. Satu lagi Marco William Langi, si bungsu.
Banyak orang depresi. Karena pembantu rumah tangga pulang mudik, dan tidak kembali.
Minggu kemarin, 27 September adalah hari istimewa untuk kami. Gladys merayakan ulang tahunnya. Dan kami merayakan keluarga kami.
“Saya bisa belajar manajemen dari poligami…”, demikian ujar rekan seperjalanan saya, di kereta Argo Lawu minggu lalu.
Hari ini kembali saya merayakan ulang tahun. Sama dengan HUT kemerdekaan RI. Kado yang saya minta kali ini: kesembuhan Kezia.
Kalau anda seorang istri, berpuluh tahun jatuh bangun bersama suami membangun rumah tangga, dan suatu hari suami anda berkata, “I don’t love you anymore…, I want to move out..“. Apa reaksi anda?
Saya dan Kezia tiba tadi malam dari Manado. It was a very pleasant journey.
Hari ini Ina berulang tahun. Terimakasih sudah mau menghabiskan hidup bersama saya.
Soo happy. Kezia di terima di ITB…
Setiap hari adalah hari penuh berkat. Kita cuma harus membuka mata saja.
Kata orang, perkawinan baru ideal kalau istri buta dan suami tuli. Hehe, saya tersenyum saat mendengarnya. Tapi dipikir-pikir lagi, betul juga tuh?
Saking jengkelnya seorang ibu pada anaknya yang nakal, ia menghukumnya untuk masuk kamar. Dan sekalian disuruh berdoa, biar sadar. Anaknya masuk kamar sambil cemberut dan menggerutu.
“Ma, apa bener ada Military School…?” tanya Marco dengan mata penuh harap.
Krisis ekonomi dunia hari ini jauh lebih parah ketimbang krisis kita di tahun 1998. Menurut Paul Krugman, pemenang nobel ekonomi, ini diakibatkan terlalu banyaknya tabungan. Wah, kok bisa?
Orang harus mengejar cita-cita nya. Dan itu unik. Namun ada sebuah standar produktif yang harus ia capai. Dan standar ini harus lebih tinggi dari standar biaya hidup dalam mencapai cita-cita.
Impian setiap orang suatu saat kelak untuk masuk surga. Tapi saya pikir sebenarnya kita bisa mulai merasakan surga sekarang juga: di tengah-tengah keluarga kita. Keluarga kita adalah surga versi first release, alpha release, sebelum nanti mendapatkan full release.
Di meja saya ada beberapa undangan pernikahan. Lengkap dengan foto tercetak di undangan. Senang melihat wajah orang-orang jatuh cinta. Konon jatuh cinta itu adalah suatu penyakit kehilangan kewarasan sementara (temporary insanity), yang hanya bisa disembuhkan dengan pernikahan. Baiklah, sebagai kado bagi para pengantin pria, saya memberikan tip sederhana bagaimana menjadi suami yang baik.
Konon dibalik setiap kesuksesan seorang pria, ada seorang wanita yang mendukungnya.
Sabtu kemarin Marco genap berusia 9 tahun. Semakin besar dan semakin pintar. Marco banyak belajar. Salah satu pelajaran berharga adalah betapa uang itu bukan hal yang utama. “Sebal nih punya uang…”, celetuk Marco.
Saat ini rumah modern selalu dilengkapi dengan listrik AC 220V. Ini biasanya dipasok melalui grid listrik dari PLN. Saya pikir rumah masa depan, secara simultan, harus memiliki grid yang kedua, yakni grid DC 12 V. Ini dipasok melalui batere dan sumber energi terbarukan.
Hati kita bisa tertambat pada orang atau barang. Dan hati kita bisa terasa perih saat kita harus mengikhlaskan ia pergi. Hal-hal kecil mengajarkan betapa hati kita tertambat pada hal yang salah. Empat hari belakangan ini saya belajar tentang hal ini di rumah saya.
Setelah mengunjungi kami sebulan, ayah dan ibu saya kembali ke Tomohon. Hari Minggu kemarin kami mengantar mereka ke BSM, naik bus Primajasa ke Bandara. Saya merasa amat kaya, memiliki mereka dan juga kerabat-kerabat.
Bagaimana menghadapi orang marah pada kita? Kita biasanya tertantang untuk marah balik. Tapi saya pikir-pikir lagi, marah itu sebenarnya jeritan ingin disayang. Marah itu rintihan ingin dikasihi. Marah itu teriakan ingin diperhatikan. Marah itu seruan untuk diperlakukan special. I am sorry I often missed that.
Saya agak bias saat saya mengatakan bahwa ada ilmu untuk membangun keluarga. Mungkin lebih tepat, ada seni untuk membangun keluarga. Bahkan perjalanan membangun keluarga juga mengandung adventures, petualangan yang seru.
Hari ini hari yang baik dan sangat menyenangkan. Kezia pulang dari Bali. Tadi sore ayah ibu saya tiba dari Tomohon, datang berkunjung menjenguk saya sekeluarga. Kemudian kami tidak menyangka melihat Gladys main lenong di acara gereja kami.
Setelah duapuluh tahun berumah-tangga, saya mulai mengerti. Banyak masalah di rumah tangga itu terjadi karena orang tidak belajar berumah tangga. Tidak punya ilmunya.
Tadi saya lihat di spanduk, ITB lagi ramai-ramai lagi melakukan reuni. Reuni alumni, mantan mahasiswa ITB, selalu ramai. Tapi reuni alumni SMA bagaimana?