Archive for the ‘ITB’ Category
Kasus plagiat disertasi dan paper IEEE yang dilakukan MZ telah menimbulkan skandal besar di ITB. Tindakan bagi MZ sudah tepat. Ijazah S3 nya dicabut. Disertasinya dibatalkan.
Tapi bagaimana dengan ketiga pembimbing ini? Skandal yang sama besarnya akan terjadi bila nama baik para pembimbing MZ, yakni Prof Carmadi Machbub, Prof Suhono Supangkat, dan Dr Yoga, tidak segera dipulihkan.
Anda tertarik studi lanjut ke Ajou University, Korea Selatan? Datang Jumat besok siang 30 April 2010, pukul 2 siang, di ruang Multimedia, Labtek VIII (Gedung Achmad Bakrie) ITB.
Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHPP) dibatalkan Mahkamah Konstitusi. Saya punya mixed feelings dengan perkembangan ini.
Ketahuan ITB itu teaching university, bukan research university, pada saat-saat seperti ini. Kampus sepi…
Bukannya soal pemilihan rektor baru ITB tidak penting. Tapi reformasi di ITB harus dimulai dengan reformasi peraturan, bukan figur rektor.
Anda kami coret dari daftar kandidat, karena integritas anda diragukan. Bagaimana anda bereaksi kalau mendadak anda menerima ucapan ini?
Mengapa ada mata kuliah yang menarik dan ada yang sukar diikuti? Karena setiap mahasiswa memiliki cara belajar yang berbeda. Paling tidak ada empat jenis cara belajar mahasiswa. Dan anda perlu tahu cara belajar anda termasuk jenis mana, agar anda sukses belajar.
Kampus ITB kecil tapi tiap tahun terima 3000 mahasiswa. Maka gerbang kampus sudah seperti terminal.
“Terimakasih sudah kirim email tersebut…”, demikian kata seorang kolega senior saat saya bertemu di Campus Center Rabu pagi kemarin.
Prof. Krugman dan Prof. Yunus punya banyak kesamaan: profesor ekonomi, pemegang pernghargaan Nobel, dan memihak kepentingan masyarakat. Tapi perbedaan utama adalah realitas yang mereka hadapi: masyarakat maju versus masyarakat terkebelakang. Universitas di Indonesia, termasuk ITB, seharusnya melahirkan lebih banyak Prof. Yunus ketimbang Prof. Krugman.
Astaga, what is wrong with us?
ITB seharusnya menjadi agen pembaharu masyarakat. Semua setuju. Tapi persisnya bagaimana, tidak ada yang tahu.
Bekerja dan berjuang itu sama-sama berusaha. Tapi berjuang itu berarti berusaha mencapai tujuan meskipun kondisi tidak mendukung.
Hari ini hari terakhir saya mengajar semester ini. Sebentar lagi libur musim panas. Cepat sekali waktu berlalu…
Bagaimana ITB bisa tetap berkebangsaan ditengah upaya menuju world class?
ITB selalu menjadi pelopor perubahan. Ini menuntut kemampuan untuk mereinvent diri. Untuk itu ada empat isu dasar yang harus segera diperjuangkan.
Pagi ini saya tidak bisa melihat gedung-gedung lain dari jendela Gedung PAU Lantai 4. Kabut tebal menyelubungi kampus, dan kota Bandung. Tetap saja indah.
Warga kampus mendapat suguhan lezat Opera Ganesha tadi malam di Sabuga.
Senin sore kemarin jam 16:30 Bandos jadi mengisi panggung Dies Emas. Menyenangkan juga, karena mahasiswa pada datang, dan nonton. Rupanya termasuk mahasiswa kuliah saya, hehe..
Jangan lewatkan penampilan Bandos (Band Dosen) di acara Dies Emas ITB, Senin 2 Maret 2009. Bandos dijadwalkan mengisi panggung di Plaza Widya Nusantara (Kompleks air mancur, depan Labtek 8 dan Farmasi) pukul 16:30-18:00.
Posting soal gaji dosen ternyata mendapat perhatian cukup banyak. Saya tergelitik dengan pertanyaan: saya sudah bekerja keras, dengan ilmu yang canggih, tapi mengapa gaji saya kecil? Saya ingin bilang: ada gap antara kemampuan dengan gaji. Dan gap itu harus dijembatani.
Status mahasiswa semakin berubah. Dulu ia adalah partner dalam belajar. Civitas akademika. Sekarang, sadar atau tidak, mahasiswa semakin diposisikan sebagai konsumen. Pelanggan. Dan ini tidak pas.
Continue Reading »
Bagaimana cara belajar yang efektif supaya sukses di bangku kuliah? Dulu saya punya banyak teknik yang saya bisa share. Tapi belakangan saya sadar bahwa itu semua secondary. Yang primer itu punya jati diri dan aspirasi masa depan. Baru belajar bisa sukses.
Apa beda saintis dengan enjinir? Menurut saya saintis selalu ingin penjelasan mengapa sesuatu bisa terjadi. Sedangkan enjinir ingin sesuatu bisa terjadi. Saintis bertanya why, sedangkan enjinir bertanya why not.
Apakah dunia ini tempat kita tinggal atau tempat kita lewat saja?
Dwi Yanto Nugroho meninghal dunia saat mengikuti ospek di daerah Lembang. Mahasiswa Teknik Geodesi ini di bawa ke RS Borromeus Minggu sore dalam keadaan tewas. Belum diketahui penyebabnya, karena yang tahu hanya mahasiswa penyelenggara ospek itu.
Sebentar lagi saya akan menjalani proses sertifikasi sebagai dosen. Saya harus mengisi form dan akan dinilai oleh asesor. Kalau lulus, saya bisa menjalankan profesi dosen.
Terkadang kita membuat kesalahan dan penyesalan menghantui kita. Beruntunglah kita yang mendapatkan kesempatan kedua, second chance, untuk memperbaikinya.
Di tengah-tengah kabar gembira meningkatnya dana pendidikan Indonesia, saya melihat bahwa masa depan kesejahteraan dosen muda di ITB bakal suram. Diperlukan tindakan drastis, mengubah ITB menjadi Innovation University, untuk membalikkan kecenderungan ini.
Kemarin latihan Bandos sampai lima jam. Capek juga. Untuk nanti hari minggu di GSG, acara Hari Ibu ITB.
Continue Reading »