Nama di Pintu Sorga
Serius nih. Kalau kita ditanya di pintu sorga, apakah kita yakin bahwa malaikat akan bertanya seberapa tinggi jabatan kita? Seberapa besar harta kita? Seberapa hebat prestasi kita?
Kalau tidak, mengapa perbuatan kita sehari-hari memperlihatkan keyakinan itu yang begitu besar?
Anyway…
Ada banyak sebutan orang. Orang besar. Orang hebat. Orang kaya. Orang pintar. Orang saleh. Orang baik.
Bisa jadi kita pikir malaikat akan bertanya, mengapa kita tidak menjadi orang-orang dengan sebutan ini?
Saya tidak yakin. Karena ini terlalu umum. Tidak memiliki makna hidup. Tidak spesifik. Ini lebih berupa kategori, bukan individu. Yang masuk sorga kan individu, bukan kategori.
Atau kita pikir malaikat akan menyebut nama-nama besar: Buddha, Krisna, Musa, Yesus, atau Muhammad. Atau nama-nama teladan lain. Mengapa kita tidak menjadi mereka?
OK ini sudah lebih baik. Karena sudah merepresentasikan sosok.
Tapi saya masih tidak yakin. Karena kita bukan mereka. Beda era. Beda kondisi. Kalaupun berhasil, kita jadi plagiat.
Jadi gimana?
Kita sudah punya sebutan masing-masing: nama kita. Diberikan sejak lahir.
Saya yakin malaikat akan menginterogasi: sudahkah kita menjadi diri kita yang sejati, seperti nama kita itu? Sudahkah saya menjadi Armein?
Itulah nama jabatan yang harus saya emban. Itu lah nama kekayaan yang harus saya besarkan. Itulah nama prestasi yang harus saya capai. Semua itu disatukan dalam satu nama, satu sosok, satu realitas: nama kita.
Jadi, tidak usah mengejar jabatan, kekayaan, kehebatan untuk menjadi seperti orang lain. Jadilah diri sendiri. Tuntas.
Karena di pintu sorga, malaikat akan bertanya pada saya: apakah engkau sudah menjadi Armein Z R Langi?
Dan ia akan bertanya yang serupa pada anda.
June 10, 2013 at 10:56 am
Panggilan Tuhan kepada tiap-tiap orang berbeda-beda. Yang penting kita harus taat menjalaninya, jangan memprioritaskan hal-hal yang fana.