It took me 50 years to realize …

Hari ini, 17 Agustus 2012, saya genap berusia 50 tahun. Biasanya orang ulang tahun memperoleh kado. Karena begitu banyak kebaikan yang saya terima dari rekan-rekan semua selama hidup saya, maka gantian saya mau beri kado buat rekan semua. Apa sih yang saya temukan selama lima puluh tahun hidup? Yang paling penting apa? Tentu ada banyak hal yang penting, tapi ada satu hal yang saya terdorong banget untuk cerita: soal mengapa saya dan anda ada di bumi ini… 🙂

Mungkin pertanyaan ini khas orang masuk usia setengah abad. Tapi kesimpulan yang saya temukan mungkin bisa menolong anda juga.

Singkatnya saya menemukan bahwa keberadaan anda dan saya di bumi ini tidak random. Tidak by chance. Tapi sudah di rencanakan Tuhan. Untuk tugas tertentu. Dan untuk itu Ia sudah memperlengkapi setiap kita dengan bekal yang istimewa. Saya menyebut bekal ini Firman.

Saya senang merenungkan teori big bang, teori evolusi, teori bahasa, teori sejarah, teori enjiniring, teori finansial, teori neoroplasticity, dan bahkan teologi dan filsafat. Saya sedikit banyak mempraktekkan juga prinsip-prinsip yang saya temui dari berbagai teori tersebut. Dengan berjalannya waktu selama lima puluh tahun terjadi berbagai perkembangan, bahkan pergolakan, terhadap berbagai keyakinan saya. Meskipun saya tidak pernah kehilangan keyakinan akan Tuhan, saya sempat misalnya meragukan apakah Adam benar-benar manusia pertama. Saya definitely tidak percaya alam semesta dijadikan dalam tujuh hari.

Sampai kemudian beberapa hari lalu, saat saya merenungkan apa sih yang saya tahu menjelang saya berusia 50 tahun, mendadak sebuah gagasan masuk dalam pikiran saya. Intinya: semua pengetahuan yang setiap manusia miliki itu sudah ada di dalam dirinya saat masih di kandungan ibunya. Tersimpan dan terkunci di dalam dirinya. Maka semua peristiwa yang ia alami dalam hidup, termasuk pendidikan,  sebenarnya membuka pengetahuan yang tersimpan tersebut.

Ambil contoh, Albert Einstein menulis teori fisika bahwa E=mc^2. Tahu dari mana dia? Tidak mungkin dari belajar, karena belajar dari mana? Wong isi buku teks tidak berisi rumus itu. Dan tidak ada orang lain yang punya rumus itu. Kan dia penemu rumus itu? Memang bisa saja itu “bocoran” dari angkasa luar atau dari surga, lewat bisikan malaikat. Tapi dia tidak pernah bilang begitu, jadi kecil kemungkinannya.

Satu- satunya penjelasan yang saya bisa berikan adalah rumus itu sudah Tuhan tanamkan dalam diri Einstein sebelum ia lahir. Terkunci dalam batinnya. Semua pendidikan dan interaksi akademik yang ia alami dalam hidupnya membuka kunci pengetahuan itu, dan pada suatu saat ia menyadarinya dan menuliskannya untuk kita semua. Jadi siapa penemu teori E=mc^2 tersebut? Dalam gagasan yang saya ceritakan ini, ya Tuhan.  Tuhan “menceritakannya” kepada Einstein sebelum Einstein lahir diutus ke dunia. Karena Einstein setia pada tugasnya sebagai fisikawan, maka suatu saat tertentu, Einstein “ingat lagi” pengetahuan itu.

Jadi sekarang saya percaya semua orang sebenarnya ditugaskan Tuhan untuk lahir di bumi ini dengan tugas tertentu. Saya tidak tahu tugas anda apa, tapi pasti tugas itu tidak jauh-jauh dari membangun bumi ini supaya lebih baik lagi, terutama untuk generasi mendatang. Tugas anda terkait memuliakan hidup manusia dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Detail tugas setiap orang tidak sama, karena ada banyak aspek yang berbeda yang harus dibangun di bumi ini.

Tugas “misterius” ini sudah di sampaikan Tuhan pada anda sebelum anda dikirim lahir ke bumi. Dan sama seperti Einstein, anda juga dibekali Pengetahuan dan Kompetensi yang tersimpan dan terkunci di dalam anda untuk menjalankan tugas ini. Melalui interaksi anda di bumi ini, satu persatu pengetahuan anda muncul. Selain pengetahuan tentang tugas anda sebenarnya apa, juga muncul pengetahuan dan skill untuk menjalankan tugas itu.

Perhatikan bahwa fisikawan menemukan berbagai hukum yang mengatur materi dan gaya di semesta ini. Barusan heboh soal Higgs Boson yang menjelaskan terciptanya materi. Jadi materi pun dibekali Tuhan dengan hukum-hukum tersebut, dan mereka patuh menjalankannya, sehingga semesta ini tercipta. Hukum-hukum itu di tulis di buku teks, sehingga kita mengenalinya juga.

Perhatikan bahwa ahli biologi menemukan hukum yang mengatur makhluk hidup. Proyek genome men-dekode kode-kode genetika. Itu adalah hukum yang Tuhan tetapkan untuk sel-sel makhluk hidup. Dan sel-sel patuh pada hukum-hukum itu. Sehingga kita sekarang memiliki begitu kaya keragaman hayati.

Masyarakat dan budaya kita sekarang dibangun di atas berbagai hukum sosial, hukum legal, dan hukum ekonomi. Karena kita belajar taat pada hukum-hukum tersebut, maka masyarakat beradab bermunculan.

Enjinir juga mengembangkan dunia baru lewat penerapan berbagai hukum tersebut. Dunia virtual dibangun di atas hukum-hukum teknologi informasi.

Saya mau bilang bahwa ternyata Pengetahuan itu berbentuk Hukum. Dan hukum ini tidak mati, karena hukum ini berkembang, pindah dari satu orang ke orang lain, sehingga saya cenderung mengatakan ini adalah Hukum yang hidup. Pengetahuan yang hidup. Karena Pengetahuan dan Hukum yang hidup ini datang dari Tuhan, maka saya tidak punya kata yang lebih tepat selain Firman. Jadi Firman dari Tuhan itulah bekal kita untuk hidup di dunia ini. Firman ini terkunci di dalam setiap manusia. Pendidikan, interaksi, dan terlebih agama merangsang terbuka nya kunci ini, dan kita menemukan sendiri kebenaran-kebenaran, hukum-hukum yang hidup. Yang menghidupkan kita. Yang menolong kita. Yang membuat tugas kita di dunia berjalan lancar.

Firman ini yang membuat kita hidup.

Apa konsekuensi dari gagasan (bahwa Firman yang sudah disimpan Tuhan dalam diri kita itulah yang menghidupkan kita) ini?

Banyak sekali.

Dalam dunia pendidikan, misalnya. Pendidikan itu tidak mencerdaskan orang. Tapi pendidikan itu mengingatkan orang akan pengetahuan dan kemampuan yang sudah Tuhan bekali dalam dirinya sebelum ia lahir. Jadi kalau anda tidak ditugaskan menjadi fisikawan, maka diajari oleh Einstein sekalipun, anda tidak akan mengerti mengapa E=mc^2. Karena pengetahuan itu tidak ada di dalam perbendaharaan diri anda. Sebaliknya, begitu diajari menari, anda langsung bisa. Berati anda ditugaskan untuk mengembangkan budaya manusia lewat tarian.

Kita tidak boleh sombong. Karena semua yang ada hasilkan itu ternyata berasal dari Tuhan. Bukan kita penemunya. Bukan kita penciptanya. Kita cuma mendadak “ingat”.

Kita tidak boleh mengumpulkan harta di dunia berlebihan. Karena setelah tugas selesai kita harus kembali kepadaNya, di mana harta bumi tidak berguna. Kita hanya boleh mengumpulkan harta sebagai resources secukupnya untuk menjalankan tugas kita itu. Ingatlah bahwa harta itu bentuk godaan Iblis agar kita tidak pernah ingat untuk menjalankan tugas kita. Karena iblis tidak mendukung rencana memuliakan hidup manusia di bumi.

Kita jangan terlalu bergaul dengan orang yang salah. Bahkan jangan kawin dengan orang sembarangan. Karena relasi dan interaksi yang salah tidak membuka kunci Firman. Sehingga kita membuang waktu, asik atau terbelenggu dengan interaksi yang tidak ada hubungan dengan tugas suci kita itu. Akhirnya tugas kita gagal. Dan saat menghadapNya kita malu karena lupa dan lalai menjalankan tugas.

Anyway, saya menemukan bahwa ada hukum yang mengatur dunia fisik. Ada genetika dan teori evolusi yang mengatur makhluk hidup. Ada hukum sosial, legal, dan finansial yang mengatur peradaban. Semua itu tersimpan dan embbeded di dalam entitas terkait sejak penciptaan dan kelahiran masing-masing. Jadi untuk makhluk mulia, seperti kita, ada hukum yang serupa, yakni Firman, yang membuat kita hidup.

Oke, demikian perenungan saya di usia 50 tahun 🙂 Terimakasih untuk semua kebaikan yang sudah saya terima dari rekan-rekan semua.

Dirgahayu kita semua bangsa Indonesia, merdeka… 🙂


  1. Alam Semesta diciptakan dalam 7 hari. Dalam bahasa Ibrani “hari” bisa diterjemahkan sebagai hari atau perioda waktu.

    Yom in the Creation Account

    Even within the creation account, Yom is used to represent four different time periods.

    Genesis 1:5 “And God called the light Day, and the darkness He called Night.” Here, Moses uses Yom to indicate a 12-hour period
    Genesis 1:14 “And God said, “Let there be lights in the firmament of the heaven to divide the day from the night, and let them be for signs, and for seasons, and for days, and years.” Here, Moses uses Yom to indicate 24-hour days
    Genesis 2:4 “…in the day that the Lord God made the earth and the heavens.” Here, Moses uses Yom to indicate the entire creative week.
    The fourth usage of Yom in the creation account is in the summary for each of the six creation days, “and there was morning and evening the first day”. Yom is used to represent a finite, long period of time, usually either millions or billions of years. To show support for this, consider the uses of Yom by Moses.

  2. Jika Tuhan punya rencana mulia atas diri manusia, saya kira setan pun punya rencana juga untuk merusak rencana mulianya itu. Teori evolusi adalah salah satunya.
    Tentunya, jika semua rencana Tuhan itu lurus, tentu tidak dibutuhkan Firman untuk mengembalikan yang tidak lurus itu. Tuhan punya rencana besar atas Adam dan Hawa, tetapi digagalkan oleh setan sehingga terusir dari Taman Eden. Tuhan punya rencana besar atas diri setiap ilmuwan, yg memang benar terasa manfaatnya untuk kehidupan manusia yg lebih baik. Tetapi ada juga rencana setan melalui teori evolusinya Darwin, untuk membuat manusia tidak percaya kepada Tuhan.
    Maaf ya pak, kalau beda pendapat (lagi). Saya setuju dengan uraian bapak, hanya pada bagian yg itu saja pak … 🙂
    Karena saya tahu persis bagaimana teori ini dimunculkan dan bagai mana pula cara memunculkannya, cara mengelabuinya,dsb. Saat ini teori ini coba dikembangkan lagi oleh Dawkins, parahnya dia menggunakan bahasa “firman” tetapi untuk mempelesetkan nya menjadi seolah olah mendukung kebenaran teori tersebut. Yg sesungguhnya adalah untuk menyesatkan.
    Btw, selamat ulang tahun ya pak, walaupun telat, semoga panjang umur, GBU.
    Salam

  1. 1 Semua sudah diatur « Osmond's Blog

    […] dari blogwalking ke blognya pak Armein, di situ beliau menulis bahwa segala sesuatu yang diciptakan itu memiliki tujuan. Apa pun itu. Baik tujuan […]




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: