Long Lasting Falling in Love (tAoFiL 19)

October 14, 2011 in Life

Saya merasa berada di sorga saat jatuh cinta. Oleh sebab itu kita perlu belajar untuk terus-menerus jatuh cinta pada si dia.

Saat kita jatuh cinta, terjadi keajaiban. Kita mendadak melihat dunia ini begitu indah. Semua tampak cantik. Menyenangkan. Seperti berada di sorga.

Mengapa demikian?

Karena jatuh cinta membuat otak kita secara selektif memperbesar hal-hal yang baik, dan mengecilkan hal-hal yang buruk. Kita hanya memperhatikan hal-hal yang menyenangkan pada si dia. Kita mengabaikan sisi buruknya.

Ini strategi yang pintar.

Sayangnya setelah hidup bersama bertahun-tahun, cara pandang ini bisa berubah. Orang nya masih sama. Tapi lensa kita berubah. Sisi yang membuat kita jatuh cinta tidak lagi kita lihat. Lensa kita malah berfokus pada kekurangannya.

Jelas ini strategi yang bodoh.

Perlahan sorga kita hilang. Bahkan ada juga yang berpindah ke neraka.

Kalau ini mulai terjadi pada anda, jangan bodoh. Kembali ke strategi yang lama. Ingat kembali mengapa saya dulu jatuh cinta padanya. Ingat semua detailnya. Ingat semua ucapannya. Nada suaranya. Gerak-geriknya. Senyumannya. Raut wajahnya. Cahaya matanya. Perasaannya.

Dan detik ini juga lensa sisi baik ini, lensa jatuh cinta ini, di perbesar. Diperkuat. Zoom in.

Sebaliknya lensa yang melihat sisi buruk itu di perkecil. Ditutup. Kalau perlu dirusak permanen. Inilah satu-satunya kasus di mana menjadi buta adalah berkat. Buta total terhadap kekurangan si dia.

Maka kita akan kembali berada dalam kondisi jatuh cinta. Terus-menerus. Constantly. Long lasting.

Saya jadi ngerti sorga itu apa: keadaan di mana saya harus hidup bersama, membagi kehidupan, menjaga, merawat, melindungi dan mengurusi seseorang yang padanya saya jatuh cinta setiap saat, setiap detik, terus-menerus.