Dramaturgi

Salah satu cara melihat kehidupan adalah dengan memandangnya sebagai panggung teater dan drama. Seni nya adalah membuat sebuah cerita dapat dimainkan (acting) di atas panggung. Seni ini disebut dramaturgi.

Saya tentu bisa menjalankan hidup ini apa adanya. Mengalir. Terserah enaknya gimana. Seperti seonggok kayu yang terbawa arus sungai dan laut.

Santai memang, tanpa beban. Tapi juga tanpa kisah. Tanpa excitement.

Tapi ada versi lain. Film kartun Nemo menceritakan seekor clown fish yang juga sama terseret-seret arus laut. Tapi berbeda dengan seonggok kayu, Nemo memiliki kisah yang dramatis dan heroik.

Melalui dramaturgi, kita bisa memiliki konsep hidup. Cerita hidup. Drama. Epik. Legenda. Yang kemudian kita ubah menjadi aksi, tindakan, skenario, permainan, tingkah kita sehari-hari.

Panggungnya ya itu: kehidupan ini.

Melalui dramaturgi kita bisa mengatur hidup kita, excitementnya.

Panggung memiliki keterbatasan. Demikian juga situasi fisik hidup kita. Ini disebut front stage, tempat kita perform. Dramaturgi berfungsi mengubah kisah heroik dan dramatis itu ke dalam setting front stage yang terbatas itu, namun tetap memberikan impak maksimal. Seni nya di situ: membuat keterbatasan tidak menghalangi penyampaian pesan.

Agar aksi kita di panggung (front stage) bisa berjalan istimewa, kita juga perlu panggung belakang (backstage). Di belakang layar. Tempat kita mengatur segala sesuatu secara tersembunyi.

Nah imajinasi kita, pikiran kita, khayalan kita, latihan kita, persiapan kita, semua itu ada di backstage. Di situ kita mengasah, mempersiapkan diri, dan mendukung penampilan kita di front stage.

Jadi itu pelajaran dari dramaturgi. Kita adalah aktor dari sebuah teater kehidupan. Kita punya cerita kehidupan, story board, yang kita tuangkan ke dalam skenario drama. Kita kemudian bagi panggung kita dalam dua bagian: depan layar dan belakang layar. Depan layar itu tempat kita beraksi. Dan belakang layar itu tempat kita berimajinasi, mendukung merencanakan aksi kita.

Maka di sungai kehidupan kita berubah dari seonggok kayu yang terseret-seret ke sana ke mari menjadi kisah seekor ikan yang heroik dan dramatis.


  1. ijin nyomot beroo, sangat membantu sekali untuk presentasi besok 😀




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: