Kerjasama Tiga Otak
Manusia sungguh beruntung dikaruniai tiga otak: otak kecil, otak tengah, dan otak besar. Masing-masing bekerjasama dengan indah.
Model tiga otak (triune brain) dipopulerkan oleh Paul D MacLean di tahun 1990. Meskipun model ini secara fisik mulai dianggap bukan yang terbaru, tetapi masih dipandang sangat berguna.
Otak kecil (termasuk batang otak) itu mengendalikan fungsi tubuh kita. Seringkali di bawah sadar. Ia membuat kita tidak jatuh kalau berjalan. Lari bisa kencang. Ia membuat jantung bisa berdenyut dengan teratur. Ia juga didesain untuk mempertahankan hidup, termasuk mencari makan. Ia bisa membuat kita agresif kalau hidup kita terancam. Full of actions. Otak ini dominan pada makhluk hewan seperti reptil (buaya, ular, komodo, dsb).
Otak tengah (sistem limbik) mengatur kesadaran dan emosi sosial kita. Otak tengah itu sering juga disebut hati dan nurani. Ia membuat kita jatuh cinta. Ia membuat kita senang. Ia membuat kita menyayangi keluarga kita, sahabat kita, kerabat kita. Ia didesain untuk memastikan kelangsungan keturunan kita.
Otak besar memberikan kemampuan abstraksi, menghayal, mendesain, merencanakan, berbicara, mencipta. Ia kreatif. Ia didesain untuk membuat kita hidup lebih maju, lebih mulia, lebih istimewa.
Jadi otak kita lengkap: membuat kita sendiri bertahan hidup, membuat kita melanjutkan keturunan kita, dan membuat kehidupan kita lebih mulia.
Pada dasarnya jati diri kita ada di otak tengah. Otak tengah ini yang menyeimbangkan antara otak kecil dan otak besar. Otak tengah ini yang menentukan sikap atau tindakan yang harus diambil, dengan mempertimbangkan ide dari otak besar dan realitas dari otak kecil.
Kalau otak tengah itu selalu menuruti kemauan otak kecil, maka kita berubah seperti reptil. Sibuk mencari mangsa. Sibuk mempertahankan teritorial. Sibuk menghabiskan waktu seperti hewan di acara flora dan fauna itu. Hebat, full of actions, tapi garang dan serakah.
Kalau otak tengah selalu menuruti otak besar, maka kita menjadi rasional, kreatif, produktif, mulia. Tapi orang bilang, kita tidak manusiawi lagi. Kita hebat, tapi dingin. Kita pintar, tapi tidak gaul. Kita kreatif, tapi nyebelin.
Menurut saya, yang bagus adalah otak tengah (hati dan nurani) harus terus diasah untuk mampu memimpin, menyeimbangkan, dan mensinkronkan hasratnya dengan pertimbangan otak besar dan dengan realitas otak kecil. Yang terpenting adalah mengasah otak tengah untuk mampu mencintai. Ability to love.
Jadi bayangkan, setiap hari adalah kesempatan kita untuk bertumbuh menjadi loving human being, yang cerdas sekaligus full of actions.
January 8, 2011 at 6:53 pm
Inikah sebabnya sekarang semakin banyak orang yang mencoba untuk membahas kekuatan otak tengah, dahsyatnya otak tengah dan bagaimana cara untuk memaksimalkan otak tengah?
Patut di bahas lebih lanjut…
Salam
January 15, 2011 at 8:32 pm
Jika otak tengah yang dimaksud adalah sistem limbik, bagian ini mempengaruhi sistem hormon dalam tubuh.
Sebetulnya sistem limbik ini juga terdapat pada reptil dan hewan-hewan vertebrata lainnya.
Yang membedakan hewan kelas “rendah” dan kelas “tinggi” adalah otak besarnya. Berapa jumlah neuron dan bagaimana interkoneksi antar neuronnya.
Salam!