Jabatan Tifatul
Baru kali ini ada orang menghebohkan peristiwa jabatan tangan. Tentu orang harus menghargai dan mengapresiasi apa yang dilakukan Menkominfo Tifatul Sembiring.
Tifatul percaya bahwa menyentuh wanita yang bukan mukhrimnya akan membuatnya tidak nyaman dan melanggar sebuah prinsip. Menjaga supaya tidak ada yang jatuh dalam dosa. Dan ia nyaman dengan kepercayaan itu. Membuatnya happy.
Menurut saya sah-sah saja. berbahagialah orang yang menemukan hal-hal yang membuatnya happy.
Persoalannya, ada Michelle Obama, tamu negara yang harus dihormati. Michelle sudah berdiri di depan Tifatul, mengulurkan tangan untuk jabat erat. Ini adalah simbol persahabatan. Simbol penghormatan. Simbol kedamaian.
Dan Tifatul harus bergumul. Apakah ia akan menciptakan insiden internasional, mempermalukan tamu negara? Apakah ia akan membuat Michelle kehilangan muka supaya Tifatul tetap nyaman dan happy?
Mungkin juga Tifatul menyadari bahwa ia ke-GR-an banget kalau menyangka sentuhan Tifatul akan membuat Michelle tergoda, melupakan suaminya, dan jatuh dalam dosa. Tifatul vs Barrack gitu lho.
Maka Tifatul memutuskan untuk mengorbankan kenyamannya, dan menyambut jabatan Michelle itu dengan ramah. Dan semua senang, kecuali Tifatul yang harus menghadapi kehebohan sampai ke penjuru dunia.
Untuk itu kita harus memberikan apresiasi pada Tifatul. Yang memberikan contoh bahwa untuk suatu persahabatan dan kedamaian, seringkali orang harus mengalah. Orang harus tidak memaksakan sesuatu demi memberikan kenyaman pada diri sendiri saja.
Jadi kita harus selalu bisa menghargai kepercayaan orang. Keyakinan orang. Pada saat yang sama, kita juga tahu kapan keyakinan kita itu harus mengalah sedikit. Untuk sesuatu yang lebih besar.
November 11, 2010 at 11:16 pm
Andai Pak Tif bisa menjelaskan alasan yg beliau pakai tsb. secara lebih jelas dan lebih elegan. Bukan berdalih ‘kena deh’ seperti dlm tweet-nya.
November 14, 2010 at 9:25 am
Setuju pak, memang demikian …