Kekuasaan

November 8, 2010 in Life

Menyalahgunakan kekuasan itu buruk. Tapi tidak kalah buruknya adalah tidak menggunakan kekuasaan yang sudah diberikan.

Kalau kita belum beradab, kita saling adu kekuatan untuk merebut kekuasaan.

Tapi dalam masyarakat modern, kekuasaan diatur menurut konstitusi dan perundangan. Polisi misalnya diberi hak untuk melakukan kekerasan, pakai pistol segala.

Tapi kekuasaan itu tidak boleh sembarangan. Itu diatur menurut amanat jabatan. Orang yang diberi amanat dan tanggungjawab dilengkapi dengan wewenang dan kekuasaan.

Negara mengatur perolehan jabatan melalui sistem demokrasi. Rakyat mempercayakan jabatan itu pada politisi melalui pemilihan umum. Politisi berusaha meyakinkan rakyat untuk memilihnya.

Sayangnya kekuasaan itu menggiurkan. Ia punya aspek pesona, kegairahan, dan mendekati nafsu. Karena melalui jabatan, seseorang bisa menyalahgunakan wewenangnya untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, bahkan nafsu serakah nya.

Itu buruk.

Tapi sebaliknya, ada pejabat yang punya wewenang tapi tidak menggunakannya. Ia membiarkan masyarakatnya rusak. Ia membiarkan unit kerjanya kacau. Ia membiarkan persoalan berlarut-larut tanpa terobosan. Karena ia tidak mau menjalankan kekuasaannya. Karena ia tidak menggunakan daya paksa yang ia miliki.

Ini tidak kalah buruknya.

Jadi orang yang memiliki kekuasaan harus menggunakannya. Amanat harus dijalankan. Kepercayaan harus dipenuhi.

Politisi berusaha memperoleh kekuasaan. Tapi ia harus menggunakannya untuk kebaikan bersama. Untuk itu dia berkembang menjadi negarawan. Negarawan adalah orang yang menekuni hal-hal kekuasaan untuk kepentingan semua. Melalui orang-orang yang memiliki jiwa kenegarawanan, kekuasaan bisa menegakkan keadilan dan mensejahterakan semua.