Plagiat

May 10, 2010 in Life

Topik plagiat memang tidak ada habis-habisnya. Tapi baguslah. Karena memang menjadi otentik itu sangat penting. Bukan cuma soal tulis-menulis. Tapi soal jati diri.

Kasihan memang plagiator itu. Ia adalah korban dari dunia ini yang selalu memaksakan kehendak pada tiap orang. Dunia ini selalu berusaha untuk membentuk kita menjadi orang lain, bukan diri sendiri. Dan yang terburuk itu saat kita sekarang dengan senang hati menjadi orang lain. Mengambil karya orang untuk diklaim menjadi karya sendiri.

Lupakan plagiat. Apakah kita sendiri sudah otentik?  Apakah kita punya pikiran sendiri? Punya gaya sendiri? Punya karya sendiri?

Apakah kita sudah berani menjadi diri sendiri?

Menjadi diri sendiri sebenarnya adalah pengakuan bahwa kehebatan itu datang dari dalam, bukan dari luar. Datang dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Datang dari kekuatan sendiri, bukan mencuri milik orang.

Ini tentang percaya diri. Percaya pada kemampuan diri.

Dan orang yang selalu otentik, selalu menjadi diri sendiri, membuka dirinya pada kekuatan yang dahsyat. Kekuatan yang ditanamkan pencipta pada dirinya sejak lahir. Maka kita mengerjakannya dengan kekuatan itu.

Banyak masalah, stress, cemas, dan takut datang dari keharusan untuk memberikan sesuatu yang tidak kita punya. Kita ditagih sesuatu yang tidak ada pada kita. Kita dituntut kemampuan yang tidak kita miliki.

Ini celaka. Karena kita tidak jujur pada diri sendiri. Juga pada orang lain. Bahwa kita itu bukan seperti yang dibayangkan orang lain. Citra kita tidak sama dengan siapa kita. akibatnya kita dituntut sesuatu yang bukan diri kita. Yang tidak ada pada kita. Stress lah kita.

Jadilah otentik. Jadilah diri kita. Apapun yang kita kerjakan, hendaknya cocok dengan siapa kita, dengan jati diri kita, dengan talenta kita, dengan bakat kita, dengan apa yang kita punya.

Celakalah kita kalau diri kita, hidup kita, adalah hasil plagiat dari hidup orang lain….