Warisan

Apa yang seharusnya anda wariskan pada anak cucu? Harta benda?

Menurut saya, wariskanlah teladan daya-juang yang tidak gampang menyerah.

Setiap saya pulang ke Manado, menjenguk ayah ibu, saya lebih banyak diam. Mengamati. Memandang ayah-ibu, yang masing-masing mampu mencapai usia 81 tahun dan 78 tahun. Dan segar bugar. How do they do that? Itu yang harus saya pelajari.

Hidup mereka sederhana. Tidak nyelimet. Tidak rumit. Lurus-lurus. Tidak punya agenda-agenda terselubung. Niat-niat harta dan kuasa. Jabatan. Status. Tidak ada yang mereka cemaskan, kecuali hal-hal yang memang wajib dicemaskan, seperti anak sakit atau cucu pergi lama dan belum pulang.

Saya perlu belajar semua itu.

Tapi pada saat yang sama, mereka adalah pejuang yang gigih. Bukan orang yang mudah menyerah. Dalam banyak hal.

Termasuk dalam berjuang untuk sembuh dari sakit.

Ayah jarang sakit. Tapi kali ini sakitnya parah. Tahun lalu, dalam usia 80 tahun, ayah menemani ibu berkunjung dari Manado ke Bandung. Sebenarnya perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Tapi mereka menempuhnya dengan gembira. Di Bandung saya lihat ayah dan ibu agak sakit. Flu, batuk. Sebluan kemudian mereka kembali ke Manado. Setibanya di Manado, ayah jatuh sakit. Mungkin kelelahan dan mulai terkena infeksi saluran pernafasan. Cukup payah, dan menyita kekuatan ayah.

Sebenarnya ayah seperti sudah mulai sembuh, tapi akhir Maret kemarin ketahuan bahwa infeksinya parah juga. Sempat mau pingsan dan dilarikan ke UGD. Seperti serangan jantung.  Memang kalau sudah usia 80an, serangan jantung, sakit maag, atau paru-paru basah itu sudah bercampur-campur. Yang satu menyebabkan yang lain. Gejalanya sudah mirip.

Waktu saya menjenguk ayah Selasa dua minggu lalu, ayah senang sekali. Ia merasa sangat sehat. Bahkan Rabu ayah pergi ke luar malam dan ke kebun segala. Kena deh paru-paru nya. Malamnya dia menggigil sakit. Kami semua sudah cemas.

Tapi dia ingin sekali pergi ke Lalumpe, melihat kampung halamannya. Jadi saya mengantarkan Kamis esok paginya ke sana. Lumayan jarak 100 km lebih. Ayah senang, tapi di jalan kondisi ayah memburuk. Kami menginap semalam di sana dengan penuh was-was. Dan Jumat besok pagi kami langsung berangkat ke Manado, masuk RSU Kandouw Manado. Jumat malam, kondisi memburuk, dan dilarikan ke ICCU.

Panjang memang ceritanya, tapi yang jelas saya melihat perjuangan ayah untuk bertahan dan sembuh. Terlihat kerasnya dia bertahan. Usia boleh 81 tahun. Organ tubuh melemah. Daya tahan menurun. Tapi perjuangan tidak.

Dan itu yang membuat pengobatan membuahkan hasil. Treatment medis menunjukkan perbaikan.

Senin sore minggu lalu ayah bisa meninggalkan ICCU, masuk unit perawatan inap biasa. Dan Rabu hari ini, seminggu kemudian, saya mendapat kabar gembira, ayah sudah pulang ke rumah Janti, adik saya, untuk rawat jalan. Hasil scanning paru-paru sudah keluar, dan hasilnya bagus. Luka-luka di paru-paru sudah sembuh. Semua itu hasil perawatan medis yang luar baisa. Tapi juga hasil perjuangan ayah yang tidak pernah menyerah.

Saya belajar banyak dari semua ini. Bahwa Tuhan akan menganugerahkan segala sesuatu yang kita perjuangkan tanpa menyerah. Mulai dari cita-cita yang luhur, kebutuhan hidup, sampai pada kesembuhan dari sakit.

Diam-diam saya berjanji bahwa saya juga tidak akan pernah menyerah. Saya tidak akan mengecewakan orang-orang yang saya cintai dengan giving up.  Kalau saya sakit, saya akan berjuang. Kalau ada dalam kesulitan berat, saya akan berikhtiar. Kalau terjerumus di lubang terdalam, saya akan memanjat naik.

Nyawa ada di tangan Tuhan. Ia bisa mencabutnya kapan saja. Terlebih kalau kita sakit parah. Tapi kalau itu terjadi pada saya — maksudnya sakit keras yang ternyata berakhir pada kematian — so be it. Tapi itu mesti karena keputusanNya, bukan karena lack of fighting on my part. I promise this to my wife and my children.

Karena teladan itu diwariskan kemarin di RS Kandouw.  Kita wariskan juga kepada anak-anak kita.


  1. cerita yg sangat menarik.bisa ditiru tuh semangat hidup biar bisa hidup ampe tua. 🙂

  2. Betul pak..wariskan pendidikan yang cukup agar anak mandiri dan teladan yang baik.
    Warisan harta akan mudah hilang atau habis…namun skill, keteladanan, kemaunan kuat akan menjaga anak-anak kita dalam menghadapi kehidupan yang akan datang




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: