Life

Hidup itu begitu rapuh. Tetapi juga begitu kuat.

Mengapa ada manusia hidup? Mengapa ada yang meninggal?

Banyak konsep tentang itu. Tapi secara sederhana: hidup itu kehendak Tuhan. Demikian juga mati.

Atas kehendak Tuhan, kita dilahirkan di dunia ini. Kita diberi tubuh, nafas, dan kemudian kehendak. Dan tubuh kita berfungsi demikian  hebat, ajaib. Tumbuh besar, menjadi dewasa. Organ-organ tubuh kita bekerja siang malam. Menopang kita. Menopang pelaksanaan kehendak kita.

Selama itu semua berjalan, kita disebut hidup. Sampai di suatu titik. Saat organ kita berhenti berfungsi. Dan nafas kita berakhir. Maka kita mati.

Ada kenalan kami baru meninggal tahun lalu. Beliau menjadi buah bibir, karena diperkirakan meninggal akibat kehilangan keinginan hidup. Beliau sangat kecewa atas perlakuan koleganya di tempat kerja. Begitu kecewa dan sakit hatinya sehingga ia sakit fisik. Ia tidak mampu menghilangkan kekecewaannya itu. Maka perlahan-lahan organ tubuhnya gagal berfungsi. Berbagai obat dan upaya medis tidak berhasil. Dalam hitungan bulan ia meninggal.

Obat itu bukan pil ajaib yang langsung bisa menyembuhkan. Bahkan obat itu racun, yang bila diterapkan tanpa berpikir panjang, maka bisa berakibat fatal.

Minggu lalu saya menemani adik saya yang dokter untuk menjaga ayah di ICCU, RSU Manado. Ayah terkena infeksi hebat di paru-paru, yang sebenarnya berawal dari sakit jantung. Infeksi paru-paru yang biasanya bisa diatasi, menjadi berat karena usia ayah yang mendekati 81 tahun.

Ia masuk ICCU justru setelah diberikan pengobatan awal anti infeksi. Rupanya pengobatan awal di ruang biasa itu mendisrupsi fungsi organ yang lain, sehingga kondisi ayah memburuk. Tensi menurun hingga mencapai 60. Tubuh membiru karena kehilangan oksigen. Maka ia dilarikan adik saya ke ICCU dalam kondisi kritis. Kemudian berbagai teknik pengobatan diterapkan secara sangat hati-hati untuk menstabilkan tekanan darah dan denyut jantung.

Barulah obat anti infeksi bisa mulai diterapkan lagi. Bertahap. Sambil memonitor indikator vital seperti tekanan darah dan denyut nadi. Dosis yang pas. Jadi banyak obat yang mahal harus dibuang, karena hanya diperlukan dosis setengahnya, dan sisanya tidak bisa digunakan kembali.

Luar biasa perjuangan dan keahlian adik saya itu. Juga semua yang mendukungnya.

Tapi yang luar biasa juga adalah perjuangan ayah. Keinginannya untuk hidup. Keinganannya untuk melihat anak, dan cucu, dan bahkan nanti buyut.

Itu semua yang membuat semua treatment medis berhasil. Hari ini ayah sudah masuk ke ruang rawat biasa, keluar dari ICCU. Dan kemungkinan lusa sudah boleh pulang. Untuk menikmati kembali kehidupan.

Jadi saya pikir kita semua dikaruniakan kekuatan yang dahsyat: keinginan untuk hidup. Jangan pernah kehilangan itu. Dalam kondisi apapun. Karena itu lah yang akan menjadi kekuatan kita untuk menghadapi semua msalah, sakit penyakit.

Kita bersujud syukur pada Tuhan karena kita diberi keinginan itu. Dan, cocok dengan keinginan Tuhan. Agar kita hidup.




    Leave a Reply

    Fill in your details below or click an icon to log in:

    WordPress.com Logo

    You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

    Facebook photo

    You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

    Connecting to %s



%d bloggers like this: