Korupsi

Bagaimana cara mengatasi korupsi di Indonesia? Apakah korupsi kita disebab kan oleh uang?

Melihat begitu luas dan dalamnya korupsi di Indonesia, kita bisa menyerah. Kalah. Merasa korupsi tidak bisa diatasi lagi, karena sudah sangat mendarah-daging. Sudah membudaya.

Kita memerlukan cara pandang yang tepat untuk bisa mengatasinya.

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kita begitu ingin uang. Sehingga kita bisa dibeli. Mata kita silau oleh uang bermilyar-milyar. Sehingga kita didorong untuk korupsi.

Saya meragukan pandangan ini. Orang lain di negara lain juga sangat materialistis. Ingin uang. Jauh lebih ingin dari kita. Tapi tingkat korupsi tidak setinggi kita. Jadi soal cinta uang itu bukan penyebab utamanya.

Semua orang ingin uang banyak agar hidup sejahtera. Tapi tidak semua korupsi.

Menurut saya, kita korup karena kita bodoh. Kita pikir uang itu hanya bisa diperoleh dengan korupsi. Nyolong. Memeras. Dan seperti kita menebang pohon dihutan tanpa peduli suatu saat alam akan rusak, demikian pula kita tidak peduli kerusakan akibat buruk mendapatkan uang melalui pencurian.

Kedua, kita korupsi karena kita tidak menghormati diri kita dan menghormati profesi kita. Kita membuat diri kita bisa dibeli. Kita membuat profesi kita bisa dibeli. Kita membuat sesuatu yang mulia itu menjadi komersial. Kita membuat amanah itu bisa dijual.

Dan korupsi seperti ini tidak hanya pejabat pemerintah. Bank swasta hanya merekrut pegawai yang membayar sejumlah uang ke rekening pribadi perekrut. Dokter menulis resep obat yang mahal sekali untuk dibeli di apotik miliknya. Dosen yang menuntut hadiah dari mahasiswa sebelum memeriksa tesisnya. Sampai pada orang yang bercerai dengan suami atau istrinya untuk kawin dengan orang yang banyak harta.

Korupsi itu adalah menjual amanat, sesuatu yang mulia, yang seharusnya dijaga dengan penuh hormat, ke pasar bebas, kepada mereka yang seharusnya tidak bisa memperoleh kemuliaan itu.

Jadi bagaimana jalan keluar dari situasi yang koruptif ini?
Saya pikir pertama harus ada upaya penegakan hukum dan tekanan budaya yang bertindak dan menghukum keras terhadap semua yang menjual amanat. Semua yang tidak menjaga kehormatan diri dan profesi ditindak keras. Ada badan hukum atau institusi budaya yang kuat yang menerima pengaduan pelanggaran hukum dan etika. Dan badan ini secara serius dan secara terbuka (transpartan) mempersekusi dan kemudian menghukum mereka yang ditemukan bersalah.
Kedua kita harus mencerdaskan orang bahwa uang banyak itu bisa diperoleh secara legal. Melalui kerja-keras, kreativitas, dan berkat dari Tuhan. Kita membuka peluang bagi semua untuk bisa menjadi sejahtera dengan cara yang legal. Kita mengajarkan cara-cara itu melalui pendidikan publik. Kita meluaskan konsep value innovation, bagaimana cara menjadi entrepreneur. Kita meniadakan semua pungutan bagi orang yang berusaha dan berbisnis, kecuali pajak resmi. Sehingga mata orang terbuka bahwa di Indonesia orang bisa menjadi sejahtera dengan cara legal.
Ketiga, kita mendorong budaya memuliakan dan menghormati semua yang memegang amanat. Masyarakat menghormati, baik secara budaya maupun ekonomi, semua orang yang bersedia hidup profesional dan mulia. Yang bekerja keras untuk melayani publik. Yang menjaga kehormatan diri, profesi, maupun budaya bangsa.
Jadi, menurut saya percuma kita mengatasi korupsi melalui aspek uang semata. Karena uang sudah menjadi kebutuhan semua orang. Dan uang itu netral seperti oksigen, sama-sama diperlukan baik oleh ulama maupun penjahat.
Lebih tepat kita mendekatinya melalui penegakan hukum, pencerdasan rakyat, dan pembangunan budaya mulia.

  1. betul pak, yang penting karakter manusianya yang harus diperbaiki. Karena sekeras apapun hukum yang diterapkan, kalau karakter manusia nya jelek, tetap saja mencari segala celah supaya bisa korupsi.




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: