Percaya Siapa?
Saran, petunjuk, dan pendapat bertebaran di mana-mana. Bisa bikin bingung. Anda percaya siapa? Urusan percaya-percaya ini, saya pikir kita perlu lihat orangnya. Apakah hidupnya mencerminkan pendapatnya itu? Apakah ia poster boy atau poster girl dari cara pandang itu? Bila ya, maka ia layak dipercaya.
Salah satu perngumulan saya dalam menulis blog ini adalah saya banyak mengeluarkan pendapat, opini, pandangan. Dan terkadang nasehat. Dan semua itu percuma kalau saya sendiri tidak melakukannya. Dan saya sendiri ternyata tidak menjadi contoh. Percuma semua itu kalau hidup saya tidak menjadi buktinya.
Saya banyak membaca buku, antara lain tentang manajemen dan bisnis. Banyak buku yang bagus-bagus, masuk akal buat saya, tapi ditulis oleh dosen manajemen. Oleh pakar manajemen. Yang tidak pernah langsung berbisnis. Kemarin ini saya membaca buku Richard Branson. Isinya nasehat-nasehat berbisnis, yang agak beda dan tidak sama dengan buku standar bisnis. Masalahnya Richard Branson itu pebisnis ulung, dengan kekayaan miliaran dollar.
Saya mau percaya siapa? Mereka yang menulis dengan bahasa yang baik sekali dan masuk akal tapi tidak pernah berbisnis? Atau tulisan yang agak kurang sistematis dan tidak terstruktur dengan baik, tapi ditulis oleh orang yang sukses dalam hal itu? Anda mau percaya profesor pakar yang menulis dalam jurnal bisnis atau anda mau percaya praktisi yang drop out dari kuliah?
Mungkin jalan tengahnya adalah saya perlu baca dan simak dua-duanya. Tapi kalau ada yang bertentangan, saya lebih baik memilih tulisan praktisi. Sebab buat apa menuruti pendapat orang yang ia sendiri tidak menjadi menjadi contohnya? Kalaupun ya, apakah contoh itu adalah contoh yang baik?
Saya juga sering mendengar nasehat dari tokoh filsuf, inspirator, pakar, agama, dan sejenis. Saya kira itu nasehat yang umumnya baik. Masuk akal saya. Tapi kalau sudah hal-hal yang sangat spekulatif, tanpa logika atau bukti yang kuat, maka saya akan melihat hidup orang itu. Blog ini concerns tentang bagaimana hidup exciting. Kalau orang itu memberikan nasehat hidup yang exciting tapi ia sendiri sama sekali tidak exciting, maka saya nyerah. Dalam hati saya timbul keraguan.
Kembali ke Richard Branson. Menurut saya ia ini luar biasa. Ia entrepreneur lihai. Tapi hidupnya sangat exciting. Anda perlu baca banyak tentang beliau dan belajar darinya. Karena ia membuat premis dasar bahwa hidup harus exciting. Maka bisnispun dibangun atas dasar itu. Jadi kalau ia di sandingkan dengan Bill Gates, Steve Jobs, atau entrepreneur dan konglomerat lainnya, saya cenderung memilih Richard Branson sebagai model sosok entrepreneur yang ideal.
Jadi kalau anda mendengar banyak nasehat, maka perhatikanlah sang pemberi nasehat. Apakah hidupnya exciting? Karena kalau anda nurut dia, maka ujungnya anda akan meniru dia, bukan?
Argumentasi terkuat itu bukan logika, tapi teladan…
March 28, 2010 at 1:09 am
sometimes, action speak louder than words 😀