Ucapan dukacita melalui milis
Maksudnya memang mulia. Tapi membanjiri milis dengan ucapan dukacita saat seorang kolega wafat itu sebenarnya percuma. Beliau tidak akan baca, lha sudah wafat. Harusnya kata-kata yang manis itu disampaikan saat beliau masih hidup dong. Kalau baru sekarang, kan terlambat?
Saya kira itulah kesalahan kita. Saat rekan kita masih hidup, kita jarang menghargainya. Kita jarang memberikan ucapan yang hangat dan membuatnya senang. Begitu beliau meninggal, mendadak semua mengrim ucapan belasungkawa. Itu mau ditujukan pada siapa? Wong kita semua yang baca sudah pasti berduka. Teman sendiri gitu lho. Dan beliau sendiri kan sudah tidak bisa lagi membuka email.
Memang itu mungkin cara kita untuk mengungkapkan rasa duka kita. Mengekspresikan kesedihan kita. Penyesalan kita saat kita tidak sempat lagi berbuat baik padanya.
Saya pikir jauh lebih bijak, mulai hari ini, kita selalu mengapresiasi rekan sekerja kita. Orang-orang yang ada di sekitar kita. Cari kesempatan untuk menyampaikan terimakasih for being a good friend.
Jauh lebih penting kata-kata itu ia dengar saat ia masih hidup….
March 2, 2010 at 7:05 am
Terkadang kebaikan atau kehilangan baru terasa setelah kita ditinggalkan…walau sudah terlambat
March 3, 2010 at 12:09 am
yap setuju dengan edratna.
Itu memang sudah natur manusia. Manusia baru bisa benar-benar menghargai sesuatu apabila sesuatu itu hilang.
Baik itu orang lain, barang, kesehatan, uang, dan sebagainya.
March 3, 2010 at 3:04 pm
Tapi sebenarnya menurut saya tidak ada yang salah dengan ucapan turut berdukacita dari milis, ato via sms ato hal lain.
Misalkan jarak kita berjauhan dengan beliau, bagaimana kita bisa berkomunikasi langsung saat dia hidup?
Tapi emang sepatut dan sewajarnya selagi dia masih hidup kita berbuat kepadanya dan berusaha mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan.
Intinya mari berbuat kebaikan selagi kehiduan masih ada pada kita masing-masing karena sesudah itu, mungkin tak ada lagi arti perbuatan baik.