Selamat Pagi Bandung

Saya dan Kezia tiba tadi malam dari Manado. It was a very pleasant journey.

Kezia belum pernah melihat Manado. Padahal sanak saudaranya banyak di sana. Jadi waktu Kezia lulus SMA dan masuk universitas, saya janji untuk membawa Kezia berlibur ke Manado.

Selasa kemarin, subuh-subuh, kami sudah bangun untuk siap-siap. Jam enam pagi sudah berangkat ke jalan Cipaganti. Dan jam 7 pas, travel Cipaganti meluncur ke Bandara. Semua lancar. Tapi karena kami naik Lion, seperti biasa, terlambat 1.5 jam. Baru berangkat jam 3 sore, dan tiba di Manado jam 19:30. Kami menginap di Winangun, Manado. Senang sekali bertemu keluarga besar Langi.

Kesan pertama, Manado semakin bagus. Rupanya ada kegiatan World Ocean Conference, yang dijadikan momentum untuk pembenahan kota.

Besoknya, Rabu, kami berangkat ke Lalumpe, Motoling. Sekitar 100 km di selatan Manado. Ini desa kelahiran ayah saya. Di sana kami merayakan ulang tahun ke 80 ayah saya, di tengah-tengah warga desa. Kezia senang sekali, meskipun agak kaget. Ulang tahun kok dirayakan orang sekampung, hehe. Dan kami menginap di Lalumpe.

Saya senang di Lalumpe, karena mengingatkan masa kecil saya di mana kami selalu berlibur saat Natal. Selalu menyenangkan. Sederhana. Alamiah. Dan apa adanya. Itulah sebabnya saya sangat senang berada di sana.

Kamis, kami ke Tomohon kemudian berkeliling ke Danau Linau, Woloan, dan Jalan Salib Mahawu. Malamnya kami makan di Warembungan. Tempat-tempat ini juga tempat masa kecil saya. Lebih dari Lalumpe. Tapi rupanya sentuhan seorang pengusaha sukses dari Jakarta bisa menyulap kedua tempat ini menjadi mencengangkan. Bagus sekali. Sekarang ada tempat resort di Danau Linau itu. Karena ditata bagus, sudah seperti kelas dunia. Begitu juga Mahawu itu. Saya terkagum-kagum kok bisa terpikir untuk menata sebagus ini.

Jumat kami keliling Rurukan, Temboan, Tondano, dan kemudian ke Winangun. Dari atas Temboan saya bisa melihat pemandangan yang luar biasa. Danau Tondano, Gunung Kalabat, Pantai Bitung. Perjalanan di lanjutkan ke Malalayang, di rumah adik saya. Malamnya kami ditraktir makan di Bumi Beringin. Rasanya tempat termahal di Manado, hehe.

Sabtu, saya pergi ke Kampus Unika De La Salle untuk memberikan ujian tugas akhir mahasiswa di sana. Kezia dan sepupunya pergi ke Bunaken. Dan Malamnya kami dijamu di keluarga adik saya di Malalayang. Kemudian kembali ke Tomohon, nginap di sana.

Minggu pagi kami ke gereja Sion Tomohon, kemudian berangkat ke Manado untuk pergi ke Bandara. Kali ini kami naik Garuda. Tepat waktu. Jam 1330 sudah berangkat, dan tiba di Jakarta jam 17:10. Menunggu sebentar di counter Cipaganti, dan kami berangkat ke Bandung. Jam 21:00 tiba dengan selamat.

Saya pikir Kezia senang tapi cukup overwhelmed dengan semua ini. Dia sadar betapa Indonesia ini luas dan indah. Menyimpan banyak kejutan yang menyenangkan. Dan dia bisa menemukan tempat-tempat di mana dia disambut seperti seorang saudara dekat.

Saya juga begitu. Kita tentu senang dengan tempat yang indah. Tapi lebih menyenangkan lagi sebenarnya berjumpa dengan orang-orang yang menyayangi kita. Kalau keduanya bisa digabung, sempurna.

Saya membandingkan Linau, Mahawu, Temboan dan Lalumpe. Linau dan Mahawu itu sudah indah sekali. Kondisi alam yang bagus diupgrade dengan sentuhan profesional. Temboan itu menakjubkan. Kita bila melihat Minahasa dari situ. Tapi saya tetap paling senang Lalumpe. Karena di balik keindahan alamnya yang natural, saya berjumpa banyak orang yang memperlakukan Kezia dan saya seperti saudara sekeluarga. Itu caranya membuat keindahan alam menjadi bermakna.

Perjalanan kali ini cukup padat, dan sangat menyenangkan. Oleh sebab itu, maaf blog nya tidak sempat diupdate berhari-hari.


  1. tapi update blog yang satu ini cukup menyenangkan sekali pak.
    mudah2an ada kesempatan mengunjungi Manado 🙂

  2. Asyiknya yang mudik..
    Saya baru sekali ke Manado, melihat Bunaken, kemudian danau Tondano…melewati Tomohon.
    Indah dan damai….entah kapan bisa kesana lagi…

  3. Saya pernah punya mahasiswa dari Indonesia Timur. Saya ajak ke lapangan di Jawa Timur bagian timur. Dia kagum betapa luasnya Indonesia dan Jawa ternyata tidak hanya Jakarta dan Bandung …

  4. Ini baru charging…
    Masa charging-nya dgn membayangkan disambar petir… 🙂

  5. Indah sekali ceritanya Pak ..

  6. ricky

    jadi pingin pulang…..hahahaah…tapi perjuangan di sini baru di mulai….




Leave a reply to edratna Cancel reply