Beauty
Mengapa sehabis pesta, wanita cantik perlu membersihkan wajahnya dari bekas dandanan? Kalau dandanan membuatnya cantik, mengapa harus dibersihkan?
Di meja hias wanita, kita bisa menemukan botol berisi cairan pembersih kulit dan wajah. Wanita pergi ke salon berdandan untuk pesta. Sehabis pesta dia pulang, dan ambil kapas, dibasahi dengan cairan pembersih, kemudian mengusapkannya sampai bersih, sebelum tidur.
Salon kecantikan selalu laku. Kita masuk ke situ, dan keluar menjadi cantik. Di dandani. Tapi syarat satu: jangan dibersihkan, jangan kena air, apalagi kena hujan. Saat selebriti cantik menangis di infotainment TV, air matanya mengalir, membawa serta dadanannya. Ia diterpa badai kehidupan. Di akhir tangisannya, wajahnya berubah terlihat menyeramkan.
Berbeda dengan kembang, misalnya. Saya perhatikan, tukang bunga justru membersihkan dan bahkan mencuci bunga-bunga sebelum dijual. Bunga seperti anggrek dan mawar semakin indah selesai dibersihkan. Bahkan salah satu foto kembang terindah adalah saat ia kena embun pagi. Berkilau.
Rupanya ada beda prinsip antara salon manusia dengan salon milik Tuhan. Salon manusia itu membuat kita tampak indah. Sementara. Artifisial. Ilusional. Salon milik Tuhan membuat kita menjadi indah. Menetap. Alamiah. Substansial.
Kalau kita sudah mencapai kecantikan Ilahi, maka hujan badai kehidupan ibarat proses tukang bunga, mencuci kita agar berkilau. Airmata, keringat dan terpaan hujan kesulitan menghapus noda dan debu yang menutupi kecantikan kita. Kecantikan kita menjadi cemerlang. Tetesan airmata bahkan menghiasi kita, seperti embun menghiasi mawar.
Hope you know how beautiful you are. Made by God with love…
July 20, 2009 at 10:34 am
Beautiful post, pak!
Karna kecantikan sejati datang dari dalam hati ya pak.