Fleksibel

Apakah anda orang yang fleksibel?  Atau orang yang keras memegang prinsip? Saya pikir seninya adalah menjadi dua-duanya: tegas tapi fleksibel. Untuk itu kita perlu belajar dari air.

Saat mengalami cuaca buruk di dalam pesawat terbang, saya sering berpikir, semoga kerangka baja cukup kuat menahan goncangan. Tapi pada saat yang sama cukup lentur sehingga bisa melewatkan energi goncangan dengan selamat.

Kalau kita telalu lembek, maka kita tidak berbentuk. Gampang berubah-ubah. Kalau kerangka pesawat terbang terlalu lembek. Memang ia tidak mudah hancur.  Tapi tidak bisa terbang.  Kita bisa tahan terhadap semua gangguan, tapi kita tidak mencapai fungsi utama, tujuan utama.

Saya pikir kita harus belajar dari air. H2O.

Dalam suhu kamar, kita bisa mengambil bentuk air, mengalir seperti air.  Air tidak memiliki bentuk. Fleksibel. Tetapi justru air diperlukan karena sifat tanpa bentuk itu.  Ia bisa merambat ke mana-mana, membawa kehidupan, membawa energi, membawa kemakmuran ke seluruh penjuru dunia, sampai ke pojok terkecil dalam sel-sel tubuh kita.

Ia bisa terjun membangkitkan listrik.  Ia bisa membawa perahu dan kapal ke seluruh penjuru dunia.  Ia bisa membawa makanan.  Ia bisa menjadi rumah bagi ikan-ikan.

Tapi kita bisa membekukan air menjadi es.  Dalam bentuk es dia bisa dibentuk. Dia bisa menjadi keras.  Dia bisa dibuat menjadi iglo, rumah orang Eskimo. Bahkan gunung es bisa membelah kapal raksasa seukuran Titanic.

Bila dipanaskan, air bisa menguap.  Menjadi gas.  Menjadi kabut. Ia kemudian bisa merambah ke mana-mana.  Ia bisa naik sampai ke langit dan turun menjadi hujan berkat.  Hujan rejeki bagi petani.  Hujan kesejukan bagi daerah kering.

Dan baik es, air, maupun uap, ia tetaplah H2O. Jati dirinya tidak berubah.  Cuma dia mengambil bentuk yang fleksibel. Terkadang kokoh, anggun, dan keras setenang gunung es. Atau dinamis dan agresif seperti sungai Citarum. Atau sejuk dan damai seperti kabut pagi di Puncak.  Apapun bentuk yang ia pilih tidak merubah prinsip utamanya: berguna dan berkontribusi maksimal.

Kita tidak perlu terlalu mempertentangkan antara bersifat fleksibel dengan teguh memegang prinsip. Kita perlu menjadi seperti air ini. Teguh dalam hal menjadi berguna dan berkontribusi.  Fleksibel dalam beradaptasi dengan jalur untuk mencapai kegunaan itu.


  1. jadi inget jargon jaman orde baru Pak, stabilitas yg dinamis … yg kalau diterjemahkan dlm bahasa inggris jadi agak aneh “dynamic stability” … hehehe 🙂




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: