Sistem Nilai dan Kimia Tubuh

OK, topik ini mungkin sudah membuat kening kita berkerut. Tapi saya amati betapa erat hubungan antara sistem nilai dengan kelenjar kimia dalam tubuh.  Memahami hubungan ini cukup penting untuk keberhasilan hidup.

Ijinkan saya mencoba menjelaskannya.

Kita mengerti sistem nilai adalah suatu sistem pengambilan keputusan dalam benak kita yang mengacu pada dua hal: mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan. Bila kita mengambil keputusan, kita biasanya mencek sistem nilai kita.  Apakah ini akan membuat kita senang? Atau ini akan membuat kita sakit?

Kalau kita percaya bahwa ini akan membuat kita senang, kita melakukannya. Kalau kita percaya bahwa ini akan menyakiti kita kita akan menghindarinya.

Misalnya anda ingin memutuskan apakah anda akan mengkredit mobil atau tidak. Anda membayangkan bahwa mobil itu akan membuat anda senang, akan membuat harga diri anda naik, akan membuat urusan anda lancar. Kemudian anda bandingkan dengan kepahitan harus membayar cicilan setiap bulan selama lima tahun.  Dan bila anda gagal bayar, mobil akan disita, dan anda rugi uang.

Nah apa yang anda akan lakukan?

Kalau anda percaya bahwa penghasilan anda tiap bulan akan mencukupi dan anda percaya bahwa mobil akan membuat anda senang maka anda akan mengkredit mobil itu.

Tapi kalau anda percaya bahwa memiliki uang cash lebih aman ketimbang memiliki mobil, maka anda akan menunda atau membatalkan niat mengkredit mobil.

Contoh lain, anda seorang pemuda yang tertarik pada seorang gadis cantik.  Anda ingin menyapanya, mengajak kenalan, dan kalau bisa menjadi kekasih anda.  Anda percaya bahwa berkenalan dengannya akan membuat hidup anda lebih bahagia. Sebaliknya anda tidak yakin dia akan menerima anda.  Anda percaya dia bisa menolak anda, dan membuat harga diri anda jatuh.  Anda percaya bahwa penolakannya itu akan membuat anda malu, sakit hati atau terluka.

Nah apa yang anda lakukan?  Sistem nilai anda akan bekerja.  Peluang anda besar mana, diterima atau ditolak?  Rewards dan punishments nya besar mana, asik punya kekasih atau malu ditolak? Dari timbangan sistem nilai ini anda kemudian entah melangkah maju atau mundur teratur.

Itu tentang Sistem Nilai.  Nah bagaimana dengan Kimia Tubuh?

Menurut saya yang namanya pengalaman senang dan pengalaman sakit itu adalah perasaan yang dihasilkan oleh zat kimia tubuh. Hormon tertentu (namanya endophines) memberikan rasa senang, dan hormon yang lain (misalnya melatonin) memberikan rasa sedih.  Berkurangnya hormon tertentu (seperti estrogen, progesterone, dan testosterone) juga membuat kita cemas, takut, dan mudah marah.

Mengapa orang menggunakan narkoba?  Karena zat kimia yang disuntikkan itu mengakibatkan sensasi senang.  Perasaan yang enak.

Jadi senang atau sakit itu adalah reaksi tubuh terhadap zat kimia, biokimia, atau hormon. Saat komposisi zat kimia itu berubah (entah bertambah atau berkurang) maka kita bisa merasakan perubahan kenyamanan tubuh. Nyaman dan tidak nyaman.  Senang atau sakit.

Itu yang kemudian terjadi.  Ada situasi, kondisi, event yang terjadi. Kemudian ternyata mengakibatkan suatu peristiwa dalam diri kita yang mengubah komposisi kimia itu, kemudian kita merasa senang atau sakit.  Maka otak kita segera melatih kepercayaan kita, beliefs, bahwa suatu situasi, suatu kondisi itu terasosiasi dengan akan datangnya rasa senang atau sakit.

Karena kita tidak sepenuhnya sadar tentang perubahan ini, maka otak kita itulah kemudian membangun beliefs berdasarkan referensi pengalaman itu. Otak kita membangun kepercayaan.  Kalau sesuatu terjadi maka siap-siap akan merasakan sesuatu.  Itu yang membuat kita excited dengan sesuatu (misalnya menang undian) atau cemas dengan sesuatu (misalnya mendengar suara rem mobil yang ditekan mendadak).

Nah yang asik atau celaka, bergantung bagaimana anda melihatnya, referensi positif atau negatif kita bisa diperluas melalui ajaran atau imajinasi.  Sejak kecil anda diajarkan kalau anda melakukan pelanggaran sesuatu anda akan masuk neraka.  Atau anda akan dibenci Tuhan. Maka ketika anda suatu saat melakukan pelanggaran itu, anda kemudian dihantui oleh perasaan takut. Sebaliknya karena kita diajarkan beramal untuk masuk surga, maka derma seratus perak di lampu merah terasa seperti menjadi juara idol.

Dalam hal ini situasi menjadi terbalik.  Anda belum pernah merasakan neraka atau surga, tapi oleh kemampuan imajinasi anda, oleh kemampuan empati anda, anda sudah bisa membayangkan kengerian atau keasikan itu.  Dan badan anda kemudian merilis hormon tertentu atau menghalangi produksi hormon lain, dan anda menjadi cemas dan ketakutan karenanya, atau menjadi super senang.

Saya pikir ini (pengertian tentang hubungan sistem nilai dengan kimia tubuh) adalah esensi dari kemampuan kita untuk hidup berbahagia.  Dengan pengertian ini anda bisa melatih diri untuk menghasilkan kimia tubuh yang menyenangkan.  Anda melatih tubuh untuk tidak merilis kimia tubuh yang menyakitkan. Anda mengasosiakan perilaku positif dan produktif dengan kimia yang menyenangkan. Anda mengasosiasikan sikap negatif dan tidak produktif dnegan kimia tubuh yang menyakitkan.

Hasilnya anda hidup berbahagia dan sukses.

Sebaliknya, tanpa pengertian ini, kebahagiaan anda dibelenggu oleh kepercayaan berbasis pengalaman itu.  Perasaan anda ditentukan oleh pikiran orang lain, oleh ucapan orang lain, oleh tindakan orang lain.  Perasaan anda ditentukan oleh kondisi alam.  Kalau hujan anda sedih, misalnya, dan kalau cerah anda gembira. Kesukacitaan anda bergantung pada kurs dolar, rate SBI, atau indeks harga saham.

Hasilnya hidup anda sungguh merana.

Jadi kita perlu menyadari bahwa nilai-nilai kita itu tidak lain adalah suatu keadaan emosi yang kita rasa harus kita alami (karena menyenangkan) atau harus kita hindari (karena menyakitkan).  Kita bisa membungkusnya dengan istilah nilai luhur bangsa, nilai budaya, nilai agama, atau nilai jati diri. Tapi nilai itu pada dasarnya adalah keadaan perasaan diri yang hendak kita capai (karena menyenangkan) atau hendak kita tinggalkan (karena menyakitkan).

Dan itu semua perasaan itu kita rasakan karena kimia tubuh.

Kecuali kita menyadari hal ini dan mengambil manfaat dari pengetahuan ini, maka saya ragu apakah kita akan pernah benar-benar berbahagia.


  1. Kata orang CINTA juga ada chemistry-nya … Ditunggu ulasan Pak Armein tentang ini … hehehe 🙂

  2. Bahasan yang rumit (rasanya sulit nge-set kimia tubuh dengan cara memodifikasi sistem nilai)… 🙂
    Eh, kenapa Pak Hendra minta diulaskan topik itu ya ?? 😀

  3. heru

    wah, the law of attraction versi cak armein!
    sebagai orang teknik, tentu sampean sudah punya rumusan tentang how-to-nya, minimal garis besar idenya.
    saya tunggu …!




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: