Ekonomi dan Lingkungan

Saat hujan deras, Bandara Semarang ditutup. Berhari-hari.  Entah berapa kerugian bisnis pusat ekonomi Jawa Tengah itu. Kalau kita pikir linkungan dan ekonomi itu dua hal yang berbeda, think again.

Model ekonomi modern itu didasarkan pada produktivitas. Artinya toko-toko, mall-mall, dan pasar di mana-mana. Kita menghasilkan produk sebanyak mungkin untuk ditumpahkan ke pasar. Semakin banyak semakin baik. Untuk itu kita buka pabrik di mana-mana. Semua didorong oleh impian untuk mendapatkan kekayaan melimpah.

Sampai alam berontak. Energi dihamburkan.  Air bersih disedot.  Asap pabrik di buang ke langit. Bumi digali habis. Tanah ditutup bangunan beton. Energi terpeangkap dalam efek rumah kaca. Dan alam kita, bumi pertiwi, menjerit.

Dan jeritan itu muncul dengan berbagai gejala alam tidak normal. Tangisan itu tumpah seperti topan badai.  Menutup Bandara Semarang, menggenangi jalan raya, merendam kampung-kampung, menenggelamkan sawah-sawah.

Kekayaan sebenarnya adalah kekayaan yang bisa diberikan pada orang lain tanpa merusak alam.  Kekayaan yang bisa diwariskan ke anak cucu bukanlah kekayaan di bank-bank. Bukanlah kekayaan di bangunan-bangunan.  Tetapi potensi kekayaan yang disimpan di alam, dalam kehidupan, dan dalam budaya yang bisa diwariskan ke anak-cucu tanpa merusak alam.

OK, anda ingin melakukan investasi ekonomi?  Investasi untuk anak anda?  Peliharalah lingkungan hidup. Peliharalah budaya kreatif.  These could be the best endowments for the next generations.


  1. herry

    Yes pak, saya inget ada kata2 mahatma gandhi: “the world is always enough for our need, but never enough for our greed”




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: