Psikoterapi

Kalau ada fisioterapi, tentu ada psikoterapi, ya?  Saya pikir semua masalah yang kita hadapi adalah psikoterapi dari Tuhan untuk memulihkan hidup kita.

Saya baru saja selesai fisioterapi.  Sudah empat kali sejak minggu lalu. Jadi saya pikir sudah cukup. Sebenarnya sejak fisioterapi yang pertama bahu saya sudah jauh membaik. Sekarang saya pikir sudah kembali normal.  Saya sudah disarankan mulai membebani lengan kanan saya itu.  Tentu mulai dengan beban ringan dulu.

Setiap terapi selama sejam itu, ada tiga tahap.  Pertama bahu disinari dengan cahaya panas. Setelah itu dipijat dengan alat ber ultrasound. Baru kemudian disetrum.

Yag saya harus lakukan selama sejam itu, ya itu … duduk pasrah, rileks, dan ngelamun. Find interesting thoughts….

I found many. Misalnya bahwa ternyata di dalam kita ada pengalaman trauma masa kecil yang suka muncul pada saat-saat tertentu.  Maksudnya bagaimana?

Pada hari pertama fisioterapi, saya mendadak pusing nyaris jatuh pingsan saat sekeliling bahu dipijat dengan ultrasound. Ini sebenarnya aneh. Karena dipijat itu enak sekali bukan. Saya teringat kejadian yang mirip di sebuah salon di BTC.  Karena harus menunggu Ina gunting rambut, saya menerima tawaran salon itu untuk pijak refleksi di kaki saya.  Entah mengapa, perlahan saya pusing seperti itu.  Beberapa tahun lalu juga saat SMA, jari tangan saya yang keseleo dipijat dan saya mengalami kepusingan yang sama.

Tiba-tiba saya ingat, dulu waktu kecil, usia TK, saya pernah menjerit ketakutan saat dipijat kaki akibat keseleo. Sakit sekali dan saya berteriak-teriak. Tapi si tukang pijat terus saja menghajar kaki saya, dan orang tua saya diam saja.  Saya jadi sadar, selain jarum suntik, saya pernah trauma dengan tukang pijat.

Saya jadi tersenyum, kelihatannya itu penyebabnya.  Tiga fisioterapi berikutnya belangsung tanpa insiden.  Malah bagian yang paling saya sukai itu adalah saat dipijat. Bagian yang sakit ditekan berulang-ulang tapi justru membawa perasaan yang menyenangkan karena menyembuhkan. Seperti gatal yang digaruk.

Dan saya senang. Bukan cuma bahu, satu lagi trauma saya itu bisa disembuhkan. Nggak percuma bayar Rp 75 ribu sekali datang.

Menarik ya.  Persitiwa yang sama, tapi respons kita berbeda, bergantung kita takut atau kita senang.

Ada banyak hal yang kita alami yang membuat kita takut. Membuat kita trauma. Akibat dari tdrauma itu, kita menghindari banyak hal yang menarik dalam hidup kita.  Kita menghindari situasi yang kita asosiasikan dengan trauma itu.

Kita memerlukan terapi. Psikoterapi. Dan Tuhan memberikannya, gratis, melalui berbagai permasalahan yang muncul. Melalui permasalahan itu, kita diajak untuk mengenali diri kita, mengenali respons kita, dan mempelajarinya.  Mengapa reaksi kita seperti itu? Oh ternyata, ada sesuatu dalam diri kita, di bawah sadar, yang harus kita sembuhkan. Next time kita menghadapi situasi itu, kita enjoy it very much.

Jadi saya mengerti sekarang, mengapa manusia diijinkan menghadapi berbagai masalah mendadak, yang tidak terencana.  Itu terapi dari Tuhan.  Pijatan dari Tuhan pada jiwa kita. Supaya kita sembuh.  Supaya kita pulih dari trauma kita.

Jadi anda mengalami masalah yang memusingkan?  Jangan pusing seperti saya di ruang fisio terapi itu.  Just sit and relax.  Tuhan sedang merawat jiwa anda.  Bagian yang sakit tersentuh.  Anggap itu pijatan Tuhan.  Enjoy them. Berikut, saat masalah yang sama muncul, kita bisa menghadapinya dengan penuh excitement, bukan trauma…


  1. Kesimpulan yg baik pak, kbtlan akhr2 rasa sakit akbt traumatik itu muncul lg,
    Dn mungkin apa yg bapa tulis di sini menjadi solusinya ;-).
    Thanks for sharing!




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: