Masuk Surga
Impian setiap orang suatu saat kelak untuk masuk surga. Tapi saya pikir sebenarnya kita bisa mulai merasakan surga sekarang juga: di tengah-tengah keluarga kita. Keluarga kita adalah surga versi first release, alpha release, sebelum nanti mendapatkan full release.
Orang bisa merasakan lapar dan dahaga, baik fisik maupun batin. Ia mencari ke mana-mana. Di pekerjaan, di entertainment, di kekayaan, di filsafat, di alam, dan di banyak lagi. Dan betul. Ia akan menemukan pemuasan akan lapar dan dahaga di situ. Tetapi hanya sedikit, dan sepotong-sepotong.
Hanya Tuhan sendiri, Pencipta kita, yang bisa memuaskan lapar dan dahaga manusia secara penuh dan utuh.
Selama kita masih di dunia ini, Ia memberikan anugerah yang besar: pasangan kita dan keluarga kita. Di rumah kita itu rasa lapar dan dahaga, dalam berbagai bentuk dan manifestasi, mendapatkan pemuasan.
Di situ kita belajar merasakan cinta sekelas cinta Ilahi.
Mungkin belum sempurna. Namanya juga first release. Alpha release. Banyak bugs nya. Banyak features yang belum ada. Tapi implied di situ, keluarga itu adalah working release dari surga. Artinya bertahun-tahun kita bekerja memperbaikinya. Mengembangkannya.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa kelaurga kita itu bertumbuh? Ya itu, saat kita semakin mampu mengekspresikan cinta Ilahi itu terutama pada pasangan kita. Terutama pada suami atau istri kita. Kemudian pada anak-anak. Nanti meluas pada saudara dan kerabat kita. Pada tetangga kita. Pada dunia.
Saya bisa bilang, berdasarkan pengalaman sendiri, kita bisa mencicipi surga saat kita merasakan cinta Ilahi melalui pasangan kita. Kita berdoa minta agar Tuhan menggunakan kita, memampukan kita, untuk menyalurkan cinta Ilahi pada kekasih hati kita itu.
Banyak sekali orang yang dahaga dan haus dalam jiwanya. Hidup di dunia post modern ini sering membuat lubang besar kekosongan dalam jiwa kita. Dalam kesendirian, kita bisa berkelana ke mana-mana untuk mengisinya. Mengembara mencari mata air jernih. Mata air kehidupan.
Pulanglah dari pengembaraan itu. Karena mata air jernih itu ada di depan mata. Ada pada kekasih hati kita. Ada pada keluarga kita. Saat kita melihat pancaran cinta Ilahi di situ.
Berhentilah mencari mata air kehidupan itu. Jadilah mata air kehidupan itu. Surga akan datang saat kita bersedia menjadi mata air kehidupan bagi orang-orang yang kita kasihi, bagi keluarga kita.
Kita bisa mulai masuk surga, mencicipi surga, saat masih di dunia.
I pray may God bless your family today with the sweetest love….
January 12, 2009 at 9:27 am
Amin pak….
Beberapa orang juga berkata, kita bisa menciptakan “sorga” di dunia atau merasakan sorga di dunia lewat keluarga kita yang anggota keluarganya saling mengasihi satu sama lain.
Well, trims ya pak buat postingan2nya….
Sangat membangun dan memberkati….
GBU
January 12, 2009 at 8:07 pm
Setuju Pak, walaupun kadang-kadang yg versi pertamanya, masih suka error he he he…
Btw, dulu Pak Armein pernah meminta untuk berbagi cerita mengenai evolusi. Sekarang saya sudah tulis Pak, walaupun dalam bentuk diskusi. Kalau ada waktu tolong ditengok.