Dipercaya Tuhan?

Manusia percaya pada Tuhan? Itu baik.  Tapi pernahkah kita terpikir betapa Tuhan percaya kepada manusia?

Saat Tuhan memberikan kehendak bebas, free will, pada kita, Ia mengambil resiko besar.  Sangat besar.  Bagaimana kalau manusia kemudian menyimpang?  Bagaimana kalau manusia kemudian memilih untuk meninggalkanNya?

Tapi, Ia tetap pada keputusanNya untku memberikan pada kita free will.  Akal budi.  Nurani.  Untuk mengambil keputusan sendiri.  Memilih apa yang baik.

Saya membayangkan di balik keputusan ini, ada kepercayaan dari Nya pada kita.  Ada trust bahwa meskipun kita diberi pilihan, digoda, dibujuk untuk melanggar, kita akan tahu mana yang baik.  Dan dengan free will itu kita akan memilih apa yang benar.

Dan kepercayaan dariNya itu tidak tanggung-tanggung.  Ia mempercayakan kita untuk menjaga diri kita, langkah kita, menjaga keluarga kita, menjaga orang-orang yang ada dalam amanat kita, dan bahkan menjaga alam ini.

Saya tertegun.  Kalau Tuhan sudah percaya pada kita seperti ini, apakah kita mau melanggar kepercayaanNya?

Dan sama dengan amanat apapun, diperlukan pengetahuan, keahlian, kompetensi untuk menjalankannya.  Apakah kita masih sembarangan tidak mengembangkan diri agar mampu menjalankan amanat?

Satu lagi, kalau Tuhan saja percaya pada manusia, masihkah kita tidak percaya pada rekan kita, sesama kita?

Saya pikir pengertian kita akan hal ini –yaitu bahwa Tuhan percaya pada kita, percaya akan kemampuan kita untuk memilih yang benar–  haruslah menjadi dasar cara kita memperlakukan sesama kita.  Kalau Tuhan saja take a chance on us, apalagi kita pada sesama kita, ya.


  1. Kenapa Dia ciptakan manusia, yg kemudian kita harus berjuang, bergumul pada diri sendiri atas ketidakbaikan? Kalau dari semula kita gk diciptakan, kan kita tidak perlu repot-repot bergumul setiap hari? Bisa kasih pencerahan pak?

  2. Saya pernah nulis hal serupa di blog saya pak, tapi blog yang uda lamaaa banget, pas SMA. [sekarang saya tingkat 4] Omongan bapak persis banget sama omongan romo pas misa bersama di SMA saya dulu. Hehe.. beliau bilang “Kita harus bisa bilang: I believe in God and God believes in me.”

    Ngena bgt. =)

  3. Intinya, kita diciptakan dan dikasi cobaan, karna Tuhan percaya, kita bakal bisa mengatasinya dengan pemberian dari-Nya. Meski awalnya kputusan kita ga baik, tapi pasti akhirnya ada petunjuk yang mengembalikan kita ke jalan yang benar.

    CMIIW

  4. stefanus

    Mengapa kita dilahirkan untuk akhirnya akan mati juga?
    dan kenapa kita dikasih banyak cobaan?

    saya percaya bahwa setiap manusia dilahirkan
    dengan menyandang misi yang berbeda,
    dan hidup di dunia fana ini kita hanya “transit”,
    untuk melihat apakah kita dapat memenuhi misi kita tersebut.

    Kalau kita masih diberi kesempatan untuk
    dapat bernafas dan hidup,
    kita masih diberi kesempatan dan waktu untuk
    menyelesaikan misi kita.

    so,
    sebaiknya kita gunakan sebaik mungkin
    kesempatan dan waktu yang telah
    diberikan Tuhan kepada kita

  5. Mendalam sekali postingan Bapak ini,
    Saya jadi tertegun, benar seharusnya kita lebih banyak bersyukur dan bersemangat dalam hidup ini. Karena kita sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan sebagai pemimpin di Bumi ini

  6. Alex

    Ikutan nimbrung ya.
    Menurut pendapat saya, misi kita lahir di dunia ini sebenarnya adalah ‘menemukan kembali’ Tuhan. Kalau bertemu Tuhan setelah mati sih udah ‘biasa’.
    Jadi tantangan utamanya (atau cobaanNya, meminjam istilah Inez) adalah menemukan Tuhan pada saat ini, pada saat masih hidup sekarang (dengan segala batasan yang ada).
    Bocoran : Carilah ke dalam diri (sebegitu dekatnya, sampai2 kita tidak menyadarinya selama ini), jangan mencarinya keluar, karena ntar keburu mati, malah jadi ‘biasa’ lagi.
    Amit. Pamit.




Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s



%d bloggers like this: