Rp 200 Triliun Dana Pendidikan
Untuk memenuhi ketentuan konstitusi, pemerintah merencanakan anggaran Rp 224 triliun untuk bidang pendidikan. Ini ibarat memberikan bensin satu truk tanki untuk sepeda motor bebek. Ya pasti tumplek.
Memang benar sektor pendidikan selama ini kekurangan dana. Seperti mobil yang kekurangan bensin. Nggak bisa ke mana-mana.
Tapi kita tahu mesin mobil itu punya kapasitas silinder. Punya cc. Misalnya 1000 cc, 2000 cc, atau 3500 cc. Mesin dengan kapasitas besar itu mampu menyerap bensin dengan lebih banyak, dengan imbalan tenaga yang lebih besar lagi.
Nah kapasitas ini perlu diperluas dengan kapasitas fungsi. Misalnya, sebuah mesin untuk bus besar bisa ber cc 6000an, tapi kemudian mampu membawa 50 penumpang, alias 120 cc per penumpang. Hemat sekali. Sebaliknya mesin sedan mewah bisa 3500 cc, tapi berpenumpang lima orang. Ini berarti 700 cc per penumpang. Wah boros sekali.
Kembali ke anggaran pendidikan. Mesin anggaran di negara kita itu kacau dan boros. Saat kita butuh, dana tidak muncul. Saat tidak butuh, dana mendadak turun dan harus dihabiskan. Jadi untuk kapasitas normal saja ia tidak sanggup. Apalagi sekarang dengan Rp 224 triliun tahun depan. Ini seperti motor bebek harus menerima bensin satu tanki truk. Luber. Mesinnya tidak siap, sehingga dana rakyat bisa dihambur-hamburkan.
Saya kira yang akan bersorak adalah para importir, supplier barang. Mereka akan menawarkan komputer untuk dipasang ke sekolah-sekolah. Lengkap dengan software berlisensi. Jualan barang. Tidak peduli anak jadi pintar atau tidak.
Saya pikir daripada bingung, dana itu bisa digunakan untuk beasiswa. Juga untuk naikkan sedikit-sedikit gaji saya 🙂
October 20, 2008 at 7:37 pm
buat benerin sekolah yg seperti sekolahnya anak-anak laskar pelangi itu pak …
October 20, 2008 at 8:09 pm
tanya kenapa? 😀
October 20, 2008 at 8:27 pm
perbanyak beasiswa supaya mengurangi brain drain..
October 20, 2008 at 9:47 pm
kalau untuk ITB, untuk bisa jadi “world class” di-cek dulu bagian mananya yg belum “world class” nah itu yg dibenahi …)
October 21, 2008 at 8:42 am
asik pasti gaji saya juga naik pak he he he hehe dak jelas kapasitas nya 1 gelas di kasih 1 ember ya luber pak
October 21, 2008 at 9:32 am
yang kelihatannya sudah pasti, gaji guru akan naik, lewat program sertifikasi kemarin. Pak Oemar Bakrie bisa ganti sepeda,hehehe. Tapi entah kapan duit sertifikasinya cair.
October 21, 2008 at 6:04 pm
ketika kita memandang sejumlah uang sebagai jumlah yang besar, sangat besar kemungkinannya untuk mempergunakan tanpa perhitungan.
Tetapi ketika kita memandang sejumlah uang tersebut sebagai “sedikit, mepet, pas-pasan”, pasti kita akan mempergunakannya seefisien mungkin.
Masalahnya, di Indonesia itu, Rp 200 trilyun dianggap sebagai “besar”. Akhirnya korupsi pun terjadi….
fiiuuuu……. *bersiul*
Tebakan saya : Rp 200 Trilyun = lahan korupsi baru. Kita lihat saja nanti proyek2 pendidikan tahun 2009 🙂 Berapa persen bocornya ke kantong2 pejabat tidak bermoral !
October 22, 2008 at 11:34 am
bagaimana dapat luberannya yah, pak? 😀
October 23, 2008 at 1:14 pm
Dana pendidikan yang sedemikian besar harusnya juga digunakan untuk memperbaiki budaya penelitian di dunia akademik Pak (minimal di ITB). supaya semakin mendekati kondisi ideal :
– tiap KK melakukan penelitian yang sesuai dengan cakupan keilmuan dan core competence KK tersebut
– cakupan kajian antar KK yang beririsan dibuat sesedikit mungkin supaya tidak ‘berkubang di situ-situ saja’ atau ‘berebut lahan’.
– tema besar penelitian di-breakdown bersama-sama, supaya seluruh topik kajian penelitian koheren tanpa terlihat ‘dipaksakan’ dan tidak ada ‘penunjukan’.
🙂
– perkuliahan dan penelitian yang saling mendukung