Malcolm X
Kekerasan bertubi-tubi kaum kulit putih Amerika Serikat pada kaum kulit hitam mengeraskan hati Malcolm X. Iapun tumbuh dengan penuh kebencian kepada orang kulit putih. Tetapi di akhir hidupnya, ia berkesempatan keluar Amerika, naik haji ke Mekkah, dan mengunjungi banyak negara Afrika. Di sana ia melihat sendiri perjuangan kaum kulit putih membantu para kulit hitam Afrika. Dan iapun menyesal dan berubah. Ia melawan segala bentuk rasisme, termasuk rasisme terhadap kulit putih.
Penderitaan yang dialami keluarga Malcolm X tidap terperikan. Konon bayi Malcolm adalah akibat perkosaan seorang pria kulit putih pada ibunya. Ibunya kemudian menikah dengan Earl Little, seorang pejuang kulit hitam, sehingga Macolm tercatat bernama Malcolm Little. Banyak saudara Earl Little mati akibat kekejaman kulit putih. Mereka diancam Klu Klux Klansmen, organisasi militan kulit putih yang senang menteror minoritas kulit hitam, untuk pindah dari “tanah kulit putih”.
Mengapa orang kulit putih di Selatan bisa begitu? Perang Sipil di Amerika dimenangkan oleh pasukan Union (Utara) yang anti perbudakan kulit hitam. Negara Konfederasi (Selatan) dipaksa untuk membubarkan perbudakan. Hak-hak minoritas kulit hitam, termasuk hak politik mereka dipulihkan. Sebagai reaksi atas kekalahan itu, timbul reaksi Supremasi Putih. Kaum putih di selatan seperti melampiaskan kemarahan mereka atas kekalahan perang pada kulit hitam. Kemudian muncul ketakutan atas timbulnya kekuatan politik kulit hitam. Semua itu bermuara pada kekerasan kaum kulit putih di Selatan pada orang berkulit hitam.
Di tengah puncak kekerasan itu, Malcolm Little lahir ditahun 1925. Ia tidak terima. Ia menjadi berandal dan pemberontak, sehingga suatu saat ia dipenjara. Di penjara ia dikenal sebagai “si setan”, karena kebenciannya pada Tuhan dan agama. Terkadang ia dianggap punya penyakit jiwa. tetapi sebenarnya kebenciannya pada kulit putih sudah memuncak. Ia sengaja percaya bahwa kulit hitam lah makhluk yang sempurna. Kulit hitam pernah suatu saat bereksperimen dan lahirlah makhluk kulit putih yang jahat. Saat ini kulit putih yang jahat menguasai dunia. Tapi kebaikan akan menang: artinya kulit hitam kembali akan menguasai dunia. Konsep ini menariknya menjadi anggota the Nation of Islam, sebuah sekte supremasi kulit hitam di Amerika. Dan diapun mencoret nama Little di belakang namanya dengan simbol X, karena nama Littel terasosiasi dengan supremasi kulit putih. Jadilah nama Malcolm X.
Tapi ia rupanya kemudian meninggalkan the Nation of Islam, dan memasuki Islam sunni, dan naik haji ke Mekkah. Di sana ia menyaksikan bahwa kebaikan itu ternyata lintas ras. Saat jutaan orang dari berbagai ras dan warna kulit bisa datang dari seluruh dunia memuja Tuhan dalam kesetaraan, Malcolm X berubah. Perjalanan ke banyak negara di Afrika meruntuhkan konsep supremasi kulit hitam. Dia melihat kulit putih berjuang untuk kebaikan kulit hitam. Dan itu meluluhkan hatinya. Semua kekerasan yang ia alami dalam hidupnya ternyata terjadi di suatu tempat dalam perjalanan sejarah negara Amerika Serikat, tapi tidak berlaku di seluruh dunia. Jadi ia merasa salah, sudah menggeneralisasi perilaku segelintir orang di Amerika sebagai realitas dunia.
Malcolm merasa selama ini ia dihipnotis oleh hasutan untuk membenci kulit putih. Dalam sebuah wawancara dengan Gordon Parks di tahun 1965, Malcolm mengungkapkan (sumber: wikipedia):
- “I realized racism isn’t just a black and white problem. It’s brought bloodbaths to about every nation on earth at one time or another. Brother, remember the time that white college girl came into the restaurant — the one who wanted to help the [Black] Muslims and the whites get together — and I told her there wasn’t a ghost of a chance and she went away crying? Well, I’ve lived to regret that incident. In many parts of the African continent I saw white students helping black people. Something like this kills a lot of argument. I did many things as a [Black] Muslim that I’m sorry for now. I was a zombie then — like all [Black] Muslims — I was hypnotized, pointed in a certain direction and told to march. Well, I guess a man’s entitled to make a fool of himself if he’s ready to pay the cost. It cost me 12 years. That was a bad scene, brother. The sickness and madness of those days — I’m glad to be free of them.”
Iapun menyatakan di tahun 1965, “My mind is wide open to anybody who will help get the ape off our backs.”
Beberapa waktu kemudian, di tahun 1965 itu, rumah keluarga Malcolm X dibakar habis. Seminggu kemudian ia tewas diberondong 16 peluru. Beberapa anggota the Nation of Islam dituduh, diadili dan dipenjara sebagai pembunuhnya. Bertahun kemudian terungkap bahwa Sekjen the Nation of Islam sat itu adalah susupan FBI. Sekjen ini terlihat bertemu salah seorang pembunuh di malam sebelum asasinasi itu terjadi.
Malcolm X sekarang dianggap banyak orang sebagai pahlawan perjuangan hak sipil Amerika Serikat, se liga dengan Martin Luther King jr.
July 31, 2008 at 12:52 am
Sudut pandang (orientasi)
Cara berpikir orang Amerika (termasuk kulit hitam) berbeda dengan orang Asia (misal Indonesia). Kita butuh waktu lama untuk mempelajarinya. Dan tentu butuh waktu untuk memberi komentar atas suatu kejadian di negara itu.
July 31, 2008 at 11:20 am
setuju dengan orang awam, terkadang aneh melihat jalan berpkiri mereka yang sangat berbeda… makasih ceritanya pak 🙂
September 26, 2008 at 10:46 am
Cerita ini dari Wikipedia atau bukunya Malcom X pak, dah baca bukunya lom?
December 8, 2009 at 1:16 pm
setujuuuuuuu……..mnurut hemat saya,memang cara berpikir org2 barat terlalu realistis,dan kurang berperi kemanusiaan..
December 8, 2009 at 1:21 pm
setujuuuuuuuuuu…………memang menurut hemat sy,org2 barat cenderung berpikir realistis & krg berperikemanusiaan…,