Doa Obama
“Lord, protect my family and me. Forgive me my sins and help me guard against pride and despair. Give me the wisdom to do what is right and just. And make me an instrument of your will.”
Dalam kunjungannya ke Dinding Barat Yerusalem, Obama mengambil kesempatan untuk menuliskan doanya ke dalam sepotong kertas dan menyelipkannya ke dinding. Menurut kebiasaan, doa tertulis itu diletakkan ke dalam celah dinding tanpa ada yang boleh menyentuhnya. Baru nanti dibuka saat Tahun Baru atau Paskah.
Tapi seorang siswa Yahudi orthodox punya ide lain. Ia mencuri potongan kertas itu lalu mengirimkan ke koran Ma’ariv utuk dipublikasikan. Jadilah isi doa itu, yang kita baca di atas, menyebar ke seluruh dunia. Rabbi Rabinowitz, pengawas Dinding Barat itu, marah besar, sehingga siswa itu minta maaf. Potongan doa itu sudah diselipkan kembali ke dinding.
Sekarang banyak orang menganalisa mengapa Obama berdoa seperti itu. Pertama dia gentar juga melihat kemungkinan asasinasi. Dosa-dosa apa yang ia ingin diampuni? Kemudian dia takut dia menjadi sombong atau, kebalikannya, putus asa. Dia minta hikmat agar tetap tahu mana yang benar dan adil. Dan ia minta agar menjadi alat Tuhan di dunia.
Terlepas dari kontroversi dan kemungkinan hoax, ini doa yang istimewa…
July 31, 2008 at 1:30 am
Doa
Doa yang benar tidak “menyuruh” Tuhan memberi ampunan dosa.
Doa yang benar tidak “meminta” Tuhan mengabulkan permintaannya.
Doa yang benar tidak “minta tolong” dilindungi keluarga dan dirinya.
. . . . jangan tanyakan pada saya karena saya orangawam . . .
August 1, 2008 at 9:54 am
ternyata Obama hanya orang biasa yang penuh kekhawatiran ya Pak.. =)
October 19, 2008 at 10:03 pm
Dalam kenyataan sehebat atau sepintar apapun, manusia hanya mempunyai otak sebesar kepalan tangan saja. itulah keterbatasab manusia. Obama menyadari hanya Tuhan yang tidak mempunyai keterbatasan. Manusia yang rendah hati dan merendahkan diri dihadapan Tuhan lebih berharga dan dapat menjadi alat untuk kemuliaan NYA. GBU