Masalah Kepemimpinan
Belakangan ini saya sering mendengar orang mengkambinghitamkan masalah kita pada unsur kepemimpinan. Lack of leaderships. Mungkin benar ya. Tapi kok rasanya seperti kalau ada bencana alam kita bilang itu kehendak Tuhan. Terlalu menggampangkan masalah.
Jaman dulu, orang selalu menjelaskan peristiwa yang tidak ia mengerti sebagai kehendak Tuhan. Bencana, gerhana, wabah, dan sebagainya. Dengan berjalannya waktu kita jadi tahu mengapa Tuhan mengijinkan itu terjadi. Bagaimana mekanismenya. Dan sering kita tahu justru kitalah penyebabnya. Jadi beda orang jaman dulu dengan modern adalah dari mengerti lebih detil bagaimana Tuhan membuat itu terjadi.
Memang benar. Banyak masalah bisa di traced ke kepemimpinan. Tapi kalau kita cuma berhenti sampai di situ, maka kita sama dengan orang jaman dulu, bukan orang modern. Kita harus bisa melihat persis, problem yang terjadi itu akibat apa. Jangan -jangan kontribusi kita sebagai anak buah tidak kalah besarnya pada masalah itu.
Saya ambil contoh, diskusi yang marak tentang ITB menuju world class. Banyak yang kecewa ranking ITB tidak tinggi, kalah dari universitas tetangga seperti NUS, NTU. Nah orang pikir kalau ganti rektor, ranking kita akan lebih baik. Jadi sering orang mempergunjingkan mencari calon rektor berikutnya. Saya tidak mengerti. ITB hanya akan naik ranking kalau dosen-dosennya bersikap seperti dosen kelas dunia. Karena indikator-indikator kelas dunia itu, seperti publikasi jurnal, hanya bisa dihasilkan oleh dosen nya. Jadi kalau dosen tidak mau berubah, sampai berapa rektor pun kita tidak akan lebih baik.
Yes, masalah kepemimpinan itu kunci. Tapi kita harus bisa menjabarkannya lebih detail dalam model yang lebih masuk akal. Karena kemajuan kita adalah kemajuan semua, di semua lini. Bukan hanya didasarkan pada seorang yang bernama pemimpin.
Lagian, apa senangnya kalau cuma pemimpin yang mendapat kredit, pujian atau kemajuan kita? Semua harus mengabil bagian masing-masing untuk memastikan kemajuan. Itulah esensi dari masyarakat maju.
July 25, 2008 at 9:51 am
Persamaannya, sama-sama menunjuk ke arah lain instead diri sendiri.
July 25, 2008 at 9:32 pm
Seperti uang Pak ! Uang bukan segalanya tapi kalau nggak ada uang segalanya jadi repot. Pemimpin bukan segalanya tapi kalau nggak ada pemimpin atau ada tapi nggak bisa mimpin yah segalanya bisa berantakan …
July 26, 2008 at 6:55 am
Iya, pemimpin itu diharapkan bisa memimpin dosen2nya agar bisa menghasilkan publikasi jurnal. Pemimpinlah yang mengarahkan. Klo tidak ada pemimpin, maka semuanya akan berjalan sendiri-sendiri.
December 31, 2008 at 10:44 am
ini pak tempat donload film bluray