Archive for April 18th, 2008
Pak Joko Sarwono mengingatkan saya, sudah 100 post saya buat dalam 19 hari ber blog ria. Pengalaman yang menarik. Ternyata pembaca itu beragam, dan menyenangi posting yang berbeda. Lelucon selalu mendapat visit terbanyak. Posting mana yang paling saya suka?
Sebelum Hawa diciptakan, Adam sangat kesepian di Taman Eden. Ingin juga ditemani seorang wanita. Maka mintalah ia kepada Tuhan. “OK, bisa,” jawab Tuhan, “tapi ada harganya…” Continue Reading »
Nah ini cerita dari Andria, puteri ketiga saya. Masih soal wawancara kerja.
Seorang manager yang hampir dipecat di tempat kerjanya segera berupaya pindah bekerja ke sebuah perusahaan. Seperti biasa ia ditanya-tanya pengalaman kerja sebelumnya. Untuk meng-impress pewawancara, si pelamar agak melebih-lebihkan track recordnya.
Seorang akuntan yang baru saja lulus dipanggil pemilik usaha kecil untuk wawancara kerja.
“Saya memang mencari orang untuk mengurusi masalah keuangan, pembukuan, keluar masuk,” ungkap sang pemilik, “.. tapi sebenarnya saya membutuhkan orang agar masalah-masalah dan semua concern keuangan yang ada dalam pikiran saya bisa anda ambil alih..”
Saya selama ini merasa pengajar topik kuliah DSP. Sudah waktunya berubah menjadi pengajar mahasiswa. Bergeser dari topik ke manusia. Sebuah cerita ‘the Teddy story” yang beredar di Internet menggugah saya untuk mulai berubah, meskipun tentu bertahap ya.
Tour orang suci Indonesia berlanjut. Diantar keliling Surga. Sampai ke sebuah ruang aula, mirip airport. Di dindingnya terpampang seperti jam-jam yang berputar, dan ada nama negara di bawah nya. Orang suci mencoba mencari jam Indonesia, tapi karena terlalu banyak, masih belum nemu.
I have been doing crazy things lately. Turning off my cellphone ringer. No email constant reading. Writing blog.., (ok this one is not crazy). Now, I am trying to work without too much paper.
Bunda Teresa sangat kesal. Dalam sebuah acara dinner, dia didudukan satu meja dengan Presiden Cina, Rusia, dan Amerika. Dia merasa aneh, negara-negara ini sering merusak dunia dan menindas rakyat, tapi pemimpinnya kok merasa terhormat. “Gua kerjain juga…”
Saking seringnya mengantarkan Einstein berkuliah tentang Teori Relativitas ke banyak universitas, supirnya hafal mati. Sampai saat menuju sebuah Universitas, supir menawarkan diri, “Kalau Bapak capek, saya saja yang mengajar. Saya sudah hafal, kok…”
“Bener nih…?”, jawab Einstein, “OK…”, sambil penasaran tapi tertarik dengan ide ini.
Kalau benar Tuhan menciptakan dunia ini dengan sempurna, mengapa ada penderitaan. Mengapa ada kesedihan? Mengapa ada kesakitan?